Rabu 04 Jul 2018 22:31 WIB

Wacana Anies Maju Pilpres, Pengamat: Tradisi tidak Baik

Pengamat menilai meninggalkan amanah sebagai Gubernur DKI Jakarta tradisi tidak baik

Rep: Amri Amrullah/ Red: Bayu Hermawan
Pengamat politik, Pangi Syarwi Chaniago
Foto: Istimewa
Pengamat politik, Pangi Syarwi Chaniago

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nama Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan akhir-akhir ini semakin mencuat. Nama Anies semakin santer digadang-gadang menjadi kandidat kuat di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang setelah PKS memasangkannya dengan mantan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan.

Terkait hal itu, Direktur Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago menilai, bila Anies betul-betul maju sebagai capres atau cawapres, berarti Anies melanggar janji amanah sebagai pemimpin Jakarta. Menurutnya, jika Mantan Mendikbud itu berkontestasi di Pilpres 2019, maka itu adalah salah satu bentuk politik tak sehat di Indonesia yang ditunjukkan oleh politikus.

"Maaf, ada habit tidak baik," katanya di Jakarta, Rabu (4/6).

Budaya politik yang tidak baik menurut Pangi adalah ketika Anies meninggalkan amanah rakyat di Jakarta yang seharusnya diselesaikan hingga tahun 2022 mendatang. "Maka 'tradisi' yang tidak menuntaskan jabatannya selama 5 tahun di Jakarta menjadi preseden buruk bagi demokrasi Indonesia ke depan," ujarnya.

Lalu, bagaimana mungkin masyarakat Indonesia akan percaya dengan calon pemimpin dan pemilu yang transaksional dan pragatis seperti ini. Kemudian Pangi kembali menyinggung janji Anies saat berkampaye dulu. Jika janji itu dilanggar, maka partisipasi rakyat untuk memilih pemimpin DKI Jakarta di masa yang akan datang bisa merosot tajam.

"Saya masih ingat ketika debat. Anies menyatakan akan menyelesaikan masa jabatan selama 5 tahun di Jakarta. Apakah janji itu akan dihianati sendiri?," ucapnya.

Pangi pun mengakui bahwa Anies berpeluang besar untuk berkompetisi di Pilpres. Anies bisa saja menjadi capres alternatif di luar nama Jokowi dan Prabowo.

Baca juga: PAN Hormati Keinginan PKS Usung Anies Jadi Capres

Sebelumnya, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman mengatakan sejumlah kader partainya mengusulkan untuk mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden.

"Kalau kemudian Anies dimajukan ke tingkat nasional sekadar cawapres, saya kira tidak setara ya, antara yang diperjuangkan terus dapatnya cawapres. Lebih baik ke capres saja," ujarnya.

Menurut dia, nama Anies muncul sebagai calon presiden karena pernah didorong menjadi Gubernur DKI Jakarta dan usaha untuk memenangkan Anies sangat luar biasa. Sohibul mengatakan, aspirasi itu sedang ditampung untuk diusulkan bersama nama lainnya ke Majelis Syuro PKS lalu akan ditentukan siapa yang akan diusung partainya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement