REPUBLIKA.CO.ID, KARANGASEM -- Gunung Agung kembali erupsi sekitar pukul 21.04 WITA dengan tinggi kolom abu mencapai dua ribu meter di atas puncak, Senin (2/7) malam. Badan Pencarian dan Penyelamatan (Basarnas) Provinsi Bali langsung mengerahkan personel membantu evakuasi warga yang masih tersisa di zona bahaya.
"Basarnas Bali telah mengerahkan personel dari Pos SAR Karangasem dengan satu unit truk personel," kata Kepala Kantor SAR Denpasar, Ketut Gede Ardana kepada Republika.co.id, Senin (2/7).
Personel di Pos SAR Buleleng juga sudah siap dan bergerak ke arah Kubu, Karangasem untuk membantu evakuasi warga. Tim penyelamatan di Kantor SAR Denpasar yang berada di Jimbaran, sebut Ardana juga siap dikerahkan.
"Masyarakat kami imbau tetap sigap, namun jangan panik, supaya tidak terjadi kekacauan arus evakuasi," katanya.
Masyarakat sekitar Gunung Agung pada umumnya berinisiatif melakukan evakuasi mandiri. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali mengimbau masyarakat sekitar Gunung Agung tidak panik dan tetap mengikuti arahan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
"Erupsi strombolian ini mengindikasikan adanya tekanan dalam perut Gunung Agung, sehingga mengeluarkan lontaran lava pijar. Perlu digarisbawahi, ini bukan lelehan lava pijar, sehingga masyarakat jangan sampai terpengaruh berita hoaks seakan itu membahayakan," kata Kepala Seksi Tanggap Darurat Bencana dan Pelayanan Kegawatan BPBD Provinsi Bali , I Gede Agus Arjawa Tangkas.
Api yang terlihat dari puncak gunung, menurut Arjawa Tangkas merupakan kebakaran hutan, bukan lahar yang turun dari gunung. Gunung berapi tertinggi di Bali itu masih berstatus siaga atau level tiga dengan radius bahaya empat kilometer (km).