Senin 02 Jul 2018 16:28 WIB

Pembangunan Masjid At-Taqwa Sudah Enam Kali Dihentikan

Ada isu masjid akan diserang.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Teguh Firmansyah
Sejumlah penyandang disabilitas berdoa usai menunaikan Shalat Ashar di Masjid At Taqwa Muhammadiyah, Jakarta, Sabtu (2/6).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah penyandang disabilitas berdoa usai menunaikan Shalat Ashar di Masjid At Taqwa Muhammadiyah, Jakarta, Sabtu (2/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembangunan Masjid At-Taqwa Muhammadiyah di Desa Sangso, Kecamatan Samalanga, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh kerap mendapat penolakan dari sekelompok masyarakat. Ketua Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Bireuen, Athaillah A Latif menyampaikan, pembangunan masjid sudah keenam kalinya terpaksa dihentikan.

Athaillah mengatakan, setelah pembangunan masjid dihentikan kelima kalinya, tidak ada penyelesaian dari pemerintah setempat.

"Maka pada Ahad  (24/6) melanjutkan pembangunan Masjid At-Taqwa. Sebelum melanjutkan pembangunan, masyarakat juga mengirim surat pemberitahuan kepada Bupati Kabupaten Bireuen," ujarnya.

Kemudian, lanjut Athaillah, pada Senin (25/6) mulai ramai isu Masjid At-Taqwa akan diserang. Pada sore harinya Bupati dan Kapolres Kabupaten Bireuen datang. Mereka berdiskusi dengan masyarakat yang membangun masjid di Kantor Kecamatan. Pada malam harinya kelompok masyarakat yang menolak pembangunan masjid datang.

Baca juga, Muhammadiyah: Jangan Memvonis Satu Masjid Radikal atau tidak.

Ratusan orang mendatangi Kantor Kecamatan, terus bergerak ke lokasi pembangunan Masjid At-Taqwa. Di lokasi pembangunan sudah ada aparat keamanan yang berjaga sehingga bisa mengusir massa yang datang. Kemudian pada Selasa (26/6) siang kepolisian datang meminta pembangunan masjid dihentikan. Maka pembangunan masjid terpaksa dihentikan untuk keenam kalinya.

"Tidak boleh melanjutkan (pembangunan) karena ada isu katanya akan ada penyerangan kalau diteruskan, maka pada Selasa siang dihentikan pembangunannya," kata Athaillah kepada Republika.co.id, Senin (2/7).

Ia menerangkan, pembangunan Masjid At-Taqwa sampai sekarang belum dilanjutkan. Di Kabupaten Bireuen belum ada pihak yang bisa menengahi permasalahan ini. Semestinya ada pihak yang memediasi tapi sampai sekarang tidak ada pihak yang memediasi. Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah akan melakukan advokasi.

Ia menegaskan, belum ada upaya yang terencana untuk memediasi kedua belah pihak agar bisa bertemu. Pertemuan pertama kedua belah pihak sempat terjadi pada 2017 tapi tidak ada titik temu. Oleh karena itu berharap kepada Bupati Kabupaten Bireuen bisa memediasi kedua belah pihak.

Ia menerangkan, kelompok masyarakat yang menolak pembangunan masjid memiliki dua alasan." Pertama, mengganggu wilayah kemasjidan Masjid Besar Samalanga, jarak masjid (At-Taqwa) yang akan dibangun ke Masjid Besar Samalanga dianggap masih dekat, padahal jaraknya satu kilometer," jelasnya.

Alasan kedua kelompok masyarakat yang menolak pembangunan masjid, kata Athaillah, mereka menilai pembangunan Masjid At-Taqwa menimbulkan perpecahan masyarakat Samalanga yang sudah nyaman menjalankan agama sesuai pemahaman ahlisunah waljamah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement