Senin 02 Jul 2018 13:40 WIB

75 Persen Penderita HIV AIDS Bali Usia Produktif

Kasus HIV terbanyak berdasarkan data di atas ditemukan di Kota Denpasar

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Aksi peduli HIV/AIDS.
Foto: Antara
Aksi peduli HIV/AIDS.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi  Bali, Yahya Anshori mengatakan 75 persen penderita HIV AIDS di Bali merupakan golongan usia produktif. Data Dinas Kesehatan Provinsi Bali dalam rentang waktu 1987 hingga Mei 2018 menunjukkan sekitar 18 ribu kasus penyakit menular HIV AIDS di sembilan kabupaten kota di Bali.

"Sebanyak 75 persennya menyerang kelompok usia 15-39 tahun yang merupakan kelompok produktif," kata Yahya, Senin (2/7).

Kasus terbanyak berdasarkan data di atas ditemukan di Kota Denpasar (37,8 persen). Berikutnya adalah Kabupaten Badung (16,2 persen), dan Buleleng (15,1 persen). Tingginya kasus HIV AIDS di Bali, sebut Yahya harus menjadi perhatian seluruh pihak, pemerintah dan masyarakat.

Penyebaran virus HIV AIDS bisa melalui kontak fisik, yaitu darah, jarum suntik, transfusi darah bahkan dari ibu kepada anak yang dikandungnya. Virus HIV AIDS menyerang kekebalan tubuh seseorang yang terinfeksi.

KPA Bali melakukan berbagai hal untuk menanggulangi HIV AIDS di Bali dengan menggandeng stakeholder terkait, seperti Kita Sayang Remaja (Kisara), Kelompok Siswa Pedulia AIDS dan Narkoba (KSPAN). Mereka dilibatkan untuk mengedukasi masyarakat terkait upaya pencegahan dan penyebaran penyakit tersebut.

Remaja adalah usia paling rentan terserang HIV AIDS. Wakil Ketua Forum Remaja Bali di Kisara Bali, Adi Narendra mengatakan kelompok usia remaja bisa menjadi agen untuk menyosialisasikan dan mengedukasi masyarakat terkait HIV AIDS.

"Masyarakat juga perlu diedukasi bagaimana cara yang benar memperlakukan para penderita mengingat banyak dari penderita yang dikucilkan, padahal mereka sesungguhnya dengan pengobatan tepat bisa diketahui persis cara penyebarannya," kata Adi.

Penderita HIV AIDS, sebut Adi bisa hidup normal di tengah masyarakat. Ke depan pemerintah bisa menyusun program-program yang sejalan dengan kebutuhan para remaja dan lebih melibatkan remaja dalam program tersebut. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement