REPUBLIKA.CO.ID, JOMBANG -- Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD berpendapat, gelaran Pilkada Serentak 2018 berjalan aman dan damai. Bahkan menurutnya kekhawatiran masyarakat akan adanya kerusuhan dan tidak netralnya aparat, kenyataannya tidak terjadi.
"Secara umum hasil Pilkada Serentak 2018 bagus. Artinya yang dikhawatirkan akan ada kerusuhan, ternyata tidak ada. Akan ada aparat yang tidak netral, ternyata tidak ada," kata Mahfud saat ditemui di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Ahad (1/7).
(Baca: Mahfud MD Sebut Partai tak Bisa Asal Klaim Kemenangan di Pilkada)
Jika pun ada benturan-benturan kecil yang terjadi di lapangan menurutnya itu merupakan sesuatu yang wajar. Itu tak lain karena Pilkada Serentak 2018 melibatkan ratusan juta jiwa masyarakat Indonesia. Mulai pemilih, yang dipilih, panitia, hingga yang hanya menjadi provokator.
"Tidak ada kecurangan yang sifatnya masif. Kalau curang-curang kecil di lapangan yang bukan dilakukan panitia atau kontestan resmi kan biasa. Curang-curang yang dilakukan oleh orang bawah itu, dan itu tidak signifikan. Oleh sebab itu kita harus hargai," ujar anggota Badan Ideologi Pembinaan Pancasila (BIPP) tersebut.
(Baca: Mahfud MD Mengaku tak Ingin Jadi Cawapres)
Mahfud juga berpendapat, perkiraan-perkiraan akan adanya kecurangan tertentu pada gelaran Pilkada Serentak 2018 juga ternyata tidak ada. Pun dugaan akan adanya kelompok-kelompok tertentu yang didiskriminasi dan disudutkan pada kontestasi lima tahunan tersebut, ternyata tidak ada tekanan sama sekali.
"Di Jawa Barat misalnya, terjadi kejutan-kejutan jumlah pemilih bagi paslon tertentu. Di Jateng juga, yang semua itu kejutan-kejutan yang wajar dalam demokrasi. Itu salah satu kemajuan dalam demokrasi kita," kata Mahfud.