Rabu 27 Jun 2018 13:14 WIB

Ribuan Ketupat Dibagikan di Kirab Bakdo Kupat Yogyakarta

Kirab Budaya Bakdo Kupat yang kedelapan itu tetap menyita perhatian masyarakat.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Andi Nur Aminah
Warga memikul gunungan yang berisi Ketupat atau Kupat (ilustrasi)
Foto: Antara/Yusuf Nugroho
Warga memikul gunungan yang berisi Ketupat atau Kupat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Suasana berbeda tampak di Kampung Pandeyan, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Ahad (24/6) lalu. Ratusan masyarakat antusias menyaksikan tradisi Kirab Budaya Bakdo Kupat yang ternyat jadi agenda tahunan masyarakat sepekan usai Lebaran.

Walau sempat diguyur hujan, Kirab Budaya Bakdo Kupat yang kedelapan itu tetap berhasil menyita perhatian masyarakat. Gunungan kupat dikirab sepanjang jalan, mulai dari Jalan Veteran, Jalan Babaran, Jalan Batikan dan berakhir di Kampung Pandeyan.

Selain itu, kirab diramaikan dengan marching band, pasukan bregodo hingga sampai barongsai. Tahun ini, ada dua gunungan yang diarak yaitu gunungan kakung yang berisi ketupat dan gunungan putri yang berisi palawija dan hasil bumi.

Ketua Panitia Bakdo Kupat 2018, Sumarni mengatakan, gunungan kakung berupa sekitar 1.000 kupat. Sedangkan gunungan putri berupa sayur-sayuran seperti kacang panjang, wortel, tomat dan berbagai macam sayuran yang merupakan hasil bumi masyarakat. "Beberapa kupat diisi dengan uang dengan nominal Rp 20-100 ribu. Setelah didoakan pemuka agama, gunungan menjadi rebutan warga," kata Sumarni.

Sumarni menjelaskan, kupat memang dijadikan simbolisasi dalam pelaksanaan Bakdo Kupat karena dimaknai lepat atau salah. Melalui gelaran Bakdo Kupat, ia berharap, segala lepat atau kesalahan bisa dimaafkan.

Usai kirab, gelaran dilanjutkan kenduri di halaman depan Masjid Ibrahim. Masyarakat berkumpul memanjatkan doa sekaligus makan bersama. Kegiatan itu bermakna kebersamaan, agar masyarakat lintas agama tetap rukun. "Maknanya untuk kebersaman tetap guyub rukun, lintas agama ada, tidak ada perbedaan dan di Kampung Pandeyan kebersamaan itu bagus sekali," ujar Sumarni.

Dalam kesempatan itu, Camat Umbulharjo, Mardjuki, memberikan apresiasinya atas gelaran yang digelar setiap tahun tersebut. Ia menilai, Kirab Bakdo Kupat di Kampung Pandeyan merupakan wujud kepedulian masyarakat dalam melestarikan tradisi.

Terlebih, lanjut Mardjuki, keseluruhan rangkaian dari Bakdo Kupat melibatkan seluruh masyarakat Kampung Pandeyan. Mulai dari anak-anak hingga orang-orang dewasa, dan itu dirasa sebagai sesuatu yang patut dibanggakan.

Mardjuki melihat, Kampung Wisata Budaya Pandeyan merupakan salah satu yang terbaik di Kota Yogyakarta. Hal itu dibuktikan dengan ditunjuknya Kampung Pandeyan mewakili Kota Yogyakarta dalam Festival Bentara Budaya di Kabupaten Kulonprogo. "Mudah-mudahan menjadi hiburan bagi kita sekalian, menjadi ingatan kalau kita punya budaya Bakdo Kupat yang sudah kedelapan kita peringati, satu momentum bagi kita sekalian untuk mengingat budaya kita," kata Mardjuki.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement