Selasa 26 Jun 2018 16:11 WIB

Kelompok Bersenjata di Nduga Gunakan AK-47 Hingga Panah

Pasukan TNI masih melakukan pengejaran terhadap kelompok penyerang pesawat Trigana.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Bayu Hermawan
Mobil ambulan membawa peti berisikan korban penembakan dan pembacokan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKSB) setibanya di Bandara Mozes Kilangin Timika, Papua, Senin (25/6).
Foto: Antara/Jeremias Rahadat
Mobil ambulan membawa peti berisikan korban penembakan dan pembacokan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKSB) setibanya di Bandara Mozes Kilangin Timika, Papua, Senin (25/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Penerangan Daerah Militer XVII/Cenderawasih Kolonel Infanteri Muhammad Aidi mengatakan, saat ini aparat masih mengejar pelaku penembakan pesawat Twin Otter Trigana carteran satuan Brimob yang ditembaki di Bandara Kenyam, Nduga, Papua, Senin (25/6) lalu. Menurut dia, meski masih dikejar, kelompok tersebut sudah diidentifikasi.

Keterangan tersebut, kata Aidi, diketahui dari korban masyarakat yang berhasil selamat dan personel yang menjalani kontak senjata dengan kelompok bersenjata tersebut. "Kalau berdasarkan data kita saat kontak tembak, itu kan saksi menyampaikan pada saat pesawat mendarat itu dia melihat penembak itu. Kaus merah, rambut gimbal, senjata AK-47, dan teman-temannya," katanya saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (26/6).

Aidi melanjutkan, kelompok yang disebutnya Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) itu melarikan diri ke arah ujung landasan arah datangnya pesawat. Aidi menuturkan, tidak jauh dari ujung landasan, tepatnya di Kampung Koteka, Buah Tengah Distrik Kenyam, KKSB berkekuatan sekitar 16 orang bersenjata laras panjang jenis AK-47 enam pucuk, FNC (Fabrique National Carabine) dua pucuk, dan pistol dua pucuk, serta yang lainnya bersenjata panah, tombak, dan golok menganiaya masyarakat sipil.

Aidi menceritakan, mereka memaksa masyarakat keluar rumah. Setidaknya delapan orang warga pendatang dikumpulkan dan diperintahkan duduk di depan teras. Tidak lama kemudian, Margaretha Pali (28 tahun) yang dalam ketakutan sedang memeluk anaknya, Arjuna, ditembak di bagian kepala, dan luka kena parang di lengan kiri.

Hampir bersamaan, suaminya, Hendrik Sattu Kola (38 tahun), ditembak di bagian perut serta kena parang di kaki kanan bagian betis. Mendengar suara tembakan, lanjut Aidi, sejumlah orang lainnya spontan melarikan diri. Namun, nahas bagi Zainal Abidin saat hendak melarikan diri tertembak di bagian rusuk.

"Demikian dituturkan Ahmad dan Dani, warga yang berhasil selamat melarikan diri," ujarnya.

Sementara itu, Arjuna Kola (6 tahun) yang masih duduk di bangku TK, putra semata wayang dari pasangan Hendrik dan Margaretha, tidak luput dari pembantaian. Dia mendapatkan luka menganga akibat kena parang di kepala bagian pelipis kiri nyaris sampai ke hidung.

"Yang kita sayangkan karena korbannya masyarakat. Ini unsur kesengajaan. Artinya, bukan karena ekses, sengaja memang ya menyerang masyarakat," kata Aidi menambahkan.

TNI menyebut, penembakan tersebut diduga dilakukan KKSB Wil Mugi Ndugame pimpinan Egunius Kogoya yang pernah melakukan perampasan senjata SS1 milik anggota Zipur 10 dan menembak mati pekerja jalan PT PP, almahrum Vicko Sondakh, yang sedang melaksanakan proyek jalan Trans-Papua.

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) pun mengklaim sebagai aktor yang menembak pesawat. Komandan Operasi TPNPB Egianus Kagoya mangakui telah terjadi kontak senjata di Bandara Kenyam. Dia mengatakan, pihaknya menembaki pesawat yang baru tiba.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement