REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, akan meningkatkan pemantauan di tempat wisata terhadap potensi terjadinya tindak kejahatan. Salah satu lokasi yang akan dipantau lebih seksama adalah tempat wisata Kota Tua.
Hal ini menyusul terjadinya penjambretan terhadap Dirjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR Syarief Burhanudin yang dijambret saat bersepeda di Kota Tua, Jakarta Barat pada Ahad (25/6) pagi. Penjambretan ini bahkan menyebabkan Syarief harus dioperasi lantaran menderita patah tulang.
"Tempat-tempat hiburan, tempat wisata, tempat berkumpulnya warga itu nanti kita akan pastikan ada pemantauan yang lebih baik sehingga orang yang dicurigai atau orang-orang yang kelihatan mencurigakan itu harus ada pemantauan," kata dia di Balai Kota, Senin (25/6) malam.
Anies mengatakan, akan bekerja sama dengan kepolisian terkait rencana ini. Dia menilai, kejahatan seperti pencurian dan penjambretan bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Ia mengajak semua pihak untuk meningkatkan kewaspadaan.
Terkait peristiwa yang dialami pejabat di PUPR tersebut, Anies menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian. Ia beranggapan bahwa kejadian tersebut adalah tindak kejahatan yang masuk dalam ranah pidana. Artinya, penyelesaiannya akan ditangani aparat kepolisian.
"Beda dengan pelanggaran ketertiban perda, ini (penjambretan) adalah pelanggaran aturan hukum pidana," ujar dia.
Syarief dijambret saat sedang bersepeda di kawasan Kota Tua, Tamansari, Jakarta Barat, Ahad (24/6) pagi. Akibatnya, Syarief mengalami patah tulang dan harus dioperasi akibat terjatuh dari sepeda.