Senin 25 Jun 2018 23:31 WIB

Tim Pengamanan Pilkada Jatim Siap Hadapi Risiko Terburuk

Polda sudah melakukan pemetaan terkait pelaksanaan Pilkada serentak 2018.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Petugas mengangkat kotak suara berisi logistik Pilkada Kota Madiun dan Pilgub Jatim yang didistribusikan di kawasan Nambangan Kidul, Madiun, Jawa Timur, Senin (25/6).
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Petugas mengangkat kotak suara berisi logistik Pilkada Kota Madiun dan Pilgub Jatim yang didistribusikan di kawasan Nambangan Kidul, Madiun, Jawa Timur, Senin (25/6).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Machfud Arifin mengklaim pasukannya sudah siap mengamankan gelaran Pilkada Serentak 2018 di wilayah setempat. Bahkan, kata dia, tim pengamanan yang disiapkan sudah siap menghadapi berbagai risiko, hingga yang terburuk. Polda Jatim juga menurutnya sudah menyiagakan Tim Kontigensi dalam upaya pengamankan pesta demokrasi tersebut.

"Terjelek pun sudah kita antisipasi. Tim kontigansi sudah kita siapkan, yang mudah-mudahan itu tidak digunakan. Anggota berangkat ke Madura dengan Kostrad kurang lebih 400 dari Polri, juga sama mudah-mudahan hanya mengantar masyarakat Madura untuk berpesta demokrasi, dengan senang-senang," kata Machfud usai menggelar apel pengamanan Pilkada serentak 2018 di Mapolda Jatim, Surabaya, Senin (25/6).

Machfud mengaku, pihaknya sudah melakukan pemetaan terkait pelaksanaan Pilkada serentak 2018. Semua kesiapan penyelenggaraan Pilkada serentak juga sudah dilakukan pengecekan. Bahkan, hingga yang terjauh, yakni Pulau Masalembu di Sumenep, Madura.

Terkait daerah-daerah yang dianggap rawan konflik, Machfud menjelaskan rawan yang dimaksud terdiri dari beberapa kategori. Pertama rawan secara geografi karena letak daerahnha yang jauh. Kemudian juga rawan konflik yang menurutnya itu bisa dilihat dari sejarah masa lalu, apakah di daerah tersebut parnah ada konflik atau tidak.

Namun demikian, Machfud tidak ingin merinci daerah-daerah mana saja yang tergolong rawan tersebut. Machfud beralasan, tidak ingin hanya berfokus pada daerah-daerah yang dianggap rawan, sementara daerah lainnya yang dianggap landai menjadi tidak mendapat pengamanan maksimal.

"Kita tidak boleh (menyebutkan daerah mana saja yang rawan konflik). Semuanya harus kita jaga, kita antisipasi, tidak boleh membeda-bedakan. Semuanya sudah kita antisipasi. Tidak boleh oh yang ini rawan, terus yang lainnya lengah," ujar Machfud.

Machfud menambahkan, yang paling perlu dilakukan antisipasi maksimal adalah paskapenetapan salah satu pasangan calon yang memenangkan kontestasi Pilkada serentak. Itu tak lain karena biasanya, masing-masing pihak merasa pasangan yang didukungnya unggul dalam perolehan suara dan merasa menang. Sehingga, begitu ditetapkan nanti menyalahkan pihak lainnya.

Kemudian yang menurutnya perlu dilakukan antisipasi maksimal adalah terkait penangkapan para terduga teroris di beberapa daerah di Jawa Timur. Menurutnya, para terduga teroris tersebut yang akan menjadi ancaman nyata pada gelaran Pilkada Serentak di Jatim.

"Yang perlu diantisipasi juga kemarin ada penangkapan terduga teroris. Itu ancaman pada saat hari H pencoblosan. Makanya Patroli skala besar di luar TPS-TPS hatus terus dilakukam untuk membuat masyarakat aman," kata Machfud.


Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement