REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman menyatakan, persiapan Pilkada sudah cukup baik. Karena hingga saat ini, tidak ada laporan hal-hal yang mengganggu berjalannya tahapan pelaksanaan Pilkada serentak di 171 daerah di Indonesia.
"Logistik, anggaran, persiapan tidak ada laporan yang mengganggu," kata Arief di Jakarta, Ahad (24/6).
Arief mengatakan, KPU pusat telah menginstruksikan jika ada logistik yang rusak, maka harus diambil diganti dengan yang baru. Seperti kasus rusaknya logistik di daerah Tuban, Arief mengaku telah mengonfirmasi pada KPU Provinsi Jawa Timur untuk segera melakukan penggantian.
"Menurut catatan KPU itu sudah (diselesaikan, terkait kasus kerusakan logistik di Tuban), intinya kalau ada yang rusak akan diambil dan diganti dengan baru," jelas Arief.
Sementara itu, dia menjelaskan, memang akan ada perbedaan antara data pemilih dan data penduduk. Data pemilih, kata dia, adalah data yang digunakan oleh KPU sedangkan data penduduk dikeluarkan oleh Kemendagri.
"Jadi enggak mungkin data penduduk dikeluarkan KPU dan Kemendagri keluarkan data pemilih, lalu kalau kedua data itu disandingkan, kok berbeda? Ya memang berbeda," ungkap dia.
Sebelumnya, KPU resmi menetapkan daftar pemilih sementara (DPS) Pemilu 2019 sebanyak 186,3 juta pemilih. Jumlah itu merupakan total dari data pemilih yang berada di dalam dan luar negeri.
Komisioner KPU Viryan merincikan jumlah total DPS Pemilu 2019 sebanyak 186.379.878 pemilih. Jumlah tersebut terdiri dari 185.098.281 pemilih dalam negeri dan 1.281.597 pemilih yang berada di luar negeri.
"Dengan demikian kami sampaikan rekapitulasi sampai dengan hari ini, data pemilih sementara pemilu sebanyak 186.379.878 orang," ujar Viryan dalam rapat rekapitulasi DPS Pemilu 2019, di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Sabtu (23/6).
Data ini diperoleh berdasarkan rekapitulasi dari 510 kabupaten/kota, 7.131 kecamatan serta 82.727 kelurahan dan desa. Adapun jumlah TPS sementara tercatat sebanyak 799.855 titik.