REPUBLIKA.CO.ID, SIMALUNGUN -- Alat Multi Beam Side Scan Sonar milik TNI AL yang didatangkan untuk mencari bangkai KM Sinar Bangun ternyata tidak mampu menembus kedalaman Danau Toba. Basarnas berencana mendatangkan alat yang sama, namun dengan kemampuan lebih tinggi.
Kepala Basarnas Marsekal Madya M Syaugi mengatakan, alat yang didatangkan pada Kamis (21/6) itu hanya memiliki kemampuan 600 meter. Berdasarkan perkiraan awal Basarnas yang merujuk pada peta, Danau Toba hanya memiliki kedalaman 500 hingga 550 meter. Namun, kedalaman danau terbesar di Asia Tenggara itu ternyata melebihi 600 meter.
"Siang kami bergerak menuju ke perkiraan lokasi tenggelamnya kapal. Ternyata begitu mendekati lokasi kapal tersebut, alat ini tidak bisa mendeteksi karena melebihi kemampuannya," kata Syaugi, Jumat (22/6).
Syaugi mengatakan, pihaknya berencana mendatangkan alat yang sama namun dengan kemampuan lebih tinggi milik Basarnas. Alat tersebut, lanjutnya, bisa mencapai kedalaman 2.000 m. "Kami belum tahu di mana koordinat kapal itu. Tapi perkiraannya tahu. Apalagi, sudah lima hari, sudah bergeser karena arus berubah," ujar dia.
Rencananya, helikopter juga akan dikerahkan untuk melakukan pencarian pada Sabtu (23/6) besok. Pencarian di atas permukaan air dengan perahu juga masih akan dilakukan.
Dalam dua hari terakhir, tim gabungan tidak menemukan korban satu pun. Hingga kini, korban yang telah dievakuasi sebanyak 21 orang, tiga di antaranya meninggal.
Selain pencarian di permukaan, tim juga menggunakan penyelam dan alat remote underwater vehicle (ROV). Namun, upaya penyelam maupun alat tersebut belum membuahkan hasil.