Kamis 21 Jun 2018 15:25 WIB

Pasca-Lebaran, RS Sukabumi Tangani Kasus Gangguan Pencernaan

Euforia Lebaran membuat masyarakat tidak mengontrol makanan yang dikonsumsi.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Friska Yolanda
Pemudik
Foto: Republika/ Wihdan
Pemudik

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Penyakit gangguan pencernaan mendominasi kasus yang ditangani petugas medis RSUD R Syamsudin SH, Kota Sukabumi. Fenomena ini terjadi ketika memasuki momen setelah Lebaran.

"Setelah Lebaran, kebanyakan kasus yang ditangani berkaitan dengan gangguan pencernaan," ujar Wadir Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD R Syamsudin SH, Rina Hestiana, kepadaa wartawan, Kamis (21/6). 

Selain itu, dua penyakit lain yang juga banyak menimpa masyarakat adalah penyakit tekanan darah tinggi dan gangguan saluran pernapasan. Banyak juga yang kelelahan karena mudik ke kampung halamannya.

Baca juga, Ini Penyakit yang Sering Mengintai Pemudik

Khusus gangguan pencernaan, biasanya diakibatkan perubahan drastis dari bulan puasa kemudian menjalani Hari Raya Idul Fitri. Pada momen Lebaran, masyarakat mengonsumsi beraneka ragam makanan dari yang sebelumnya hanya makan saat sahur dan berbuka.

Ini karena adanya euforia menyambut Hari Raya Idul Fitri sehingga mereka tidak mengontrol makanan yang dikonsumsi. Dampaknya mereka mengalami gangguan pencernaan seperti diare dan lain sebagainya.

Berdasarkan data yang dihimpun di instalasi gawat darurat (IGD), ada sekitar 2.000 pasien yang berobat pada momen H-7 Lebaran dan H+3 Lebaran. Ribuan pasien ini dilayani oleh dua bagian, yakni IGD RSUD Syamsudin SH dan poli nongawat darurat. Pemilahan layanan ini untuk memudahkan warga dalam mendapatkan penanganan medis.

"Dari 2.000 pasien ini sekitar 40 persen mengalami gangguan pencernaan," kata Rina. 

Mayoritas keluhan gangguan pencernaan ini terjadi setelah Lebaran. Sementara itu, kasus penyakit yang ditangani sebelum Lebaran bervariasi, mulai dari kecelakaan lalu lintas, penyakit jantung, dan penyakit lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement