REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei tentang peta terbaru pertarungan pilgub Jabar 2018. Hasilnya, diketahui jika elektabilitas pasangan Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi yang sempat memimpin beberapa bulan terakhir disalip oleh pasangan Ridwan Kamil dan Uu Ruhzanul Ulum (Rindu) dengan selisih yang kecil.
Berdasarkan rilis, elektabilitas pasangan Rindu pada saat ini mencapai 38 persen. Sementara itu, Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi sebesar 36,6 persen, Sudrajat-Syaikhu (Asyik) sebesar 8,2 persen, serta TB Hasanudin dan Anton Charliyan (Hasanah) sebesar 7,7 persen.
Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA, Toto Izul Fatah, mengatakan, terjadi pertarungan yang dinamis antara pasangan Rindu dan Dua DM beberapa bulan terakhir. Namun, pihaknya belum bisa memastikan siapa pemenang di pilgub Jabar sebab masih terbuka kemungkinan dinamika dalam beberapa hari ke depan.
"Di survei tiga bulan lalu, Maret, Dua DM menyalip Rindu dengan selisih tiga persen dan temuan survei terbaru sekarang terjadi dinamika sebaliknya. Pasangan Dua DM mengalami penurunan dan disalip pasangan Rindu dengan selisih dua sampai tiga persen," ujarnya saat rilis di Kota Bandung, Kamis (21/6).
Ia menuturkan, elektabilitas pasangan Rindu dan Dua DM sejak Maret hingga saat ini mengalami penurunan. Perkiraaan sementara hal itu terjadi karena adanya kampanye negatif yang ditujukan kepada dua pasangan tersebut.
Menurut dia, peluang memenangkan pilgub Jabar saat ini hanya ada pada pasangan Rindu dan Dua DM. Sementara itu, pasangan Asyik dan Hasanah kecil kemungkinan bisa memenangkan pilgub Jabar. Namun, hal itu bisa berubah jika ada tsunami politik.
Toto mengatakan, pasangan Hasanah mengalami kenaikan elektabilitas, yaitu 7,7 persen, dan Asyik menjadi 8,2 persen. Namun, cukup sulit menyalip pasangan Rindu dan Dua DM dalam waktu satu pekan ke depan.
Dirinya menambahkan, pasangan Rindu dan Dua DM bisa memenangkan pilgub Jabar jika bisa meraih suara pada pemilih yang masih soft supporter alias pemilih yang sudah memiliki pilihan, tetapi masih bisa berubah pilihannya dalam waktu ke depan.
"Tinggal lahan tak bertuan (soft supporter), 39 persen. Siapa yang paling berpeluang yang memanfaatkan secara cerdas suara yang tak bertuan," ungkapnya. Menurut dia, dari total tersebut hampir tidak seluruhnya bisa diambil pasangan calon. Bahkan, separuhnya saja dianggap sudah bagus.
"Penentu kemenangan tembus 10 persen bisa menang untuk soft supporter," katanya.
Survei dilakukan pada 7 Juni sampai 14 Juni 2018. Metode survei adalah multistage random sampling. Jumlah responden 440, melalui wawancara tatap muka, dengan margin of error kurang lebih 4,8 persen.