Rabu 20 Jun 2018 13:40 WIB

BNPB Siapkan Mobil Tangki Air untuk Antisipasi Kekeringan

BMKG memprediksi akan terjadi anomali cuaca pada semester kedua 2018

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Nidia Zuraya
Kekeringan (ilustrasi)
Foto: dok. KTNA Kecamatan Kandanghaur
Kekeringan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Wisnu Widjaja mengatakan, pihaknya sudah mengantisipasi kemungkinan adanya kekeringan akibat anomali cuaca. BNPB telah menyiagakan mobil tangki yang bisa mengangkut air bersih untuk kemudian disalurkan ke masyarakat yang membutuhkan pasokan.

Sedikitnya Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) provinsi telah memiliki mobil tangkir air yang kemudian ditambah dengan fleksibilitas tank kapasitas 5.000, 10.000, dan 15.000 liter.  Ini merupakan bantuan dari BNPB, yang dipersiapkan untuk mengantisipasi sedikitinta 148 Kabupaten/kota yang rawan kekeringan.

"Kekeringan ini hampir merata. Tapi memang ada daerah yang diprediksi akan membutuhkan bantuan lebih seperti di Provinsi NTT (Nusa Tenggara Timur) dan NTB (Nusa Tenggara Barat) karena provinsi itu memang sudah daerah kering, kemudian ditambah dampak cuaca sehingga semakin susah (sumber air bersih)," ujar Wisnu dihubungi Republika, Rabu (20/6).

Wisnu menuturkan, musim kering seperti ini sebenarnya menjadi cara evaluasi bagi pemerintah yang telah membangun embung di berbagai daerah yang dianggarap rawan kekeringan. Embung yang dibangun diharap bisa menjadi tempat menangkap dan menyimpan air hujan sebelum air tersebut masuk ke tanah.

Dengan musim kering yang mulai melanda Indonesia, maka embung tersebut seharusnya memberikan dampak. Meski tidak seutuhnya membuat warga memiliki air bersih selama musim kemarau, tapi minimal tempat menampung air ini bisa membuat kekurangan air bagi warga yang terdampak lebih pendek waktunya. Jika tanpa embung bisa empat hingga lima bulan, maka dengan adanya embung waktu itu bisa menjadi hanya tiga bulan.

Meski BMKG menilai ada anomali cuaca untuk semester kedua 2018, Wisnu memprediksi bahwa musim kering tahun ini tidak akan separah 2015 saat musim kering menerjang Indonesia. Tahun ini musim kering lebih masah sehingga kekurangan air dinilai tidak akan terlalu memperihatinkan.

Selain kekurangan air, dengan memasuki musim kering maka hal yang harus diantisipasi juga oleh BNPB adalah kebakaran hutan, terlebih Agustus nanti akan ada Asian Games di Palembang yang notabene dekat dengan kawasan yang kerap mengalami kebakaran hutan.

"Kita juga sudah antisipasi ini agar tidak ada kebakaran hutan yang mengakibatkan kabut asap dalam jumlah banyak dan menggangu Asian Games," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement