Rabu 20 Jun 2018 06:22 WIB

SBY Kunjungi Alim Ulama Jatim di Malang

SBY meminta para alim ulama untuk mengikuti pilkada dengan niat yang baik.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Muhammad Hafil
Presiden keenam Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) baru saja menyelesaikan kunjungannya bersama alim ulama Jawa Timur di Hotel Harris Malang, Selasa (19/6).
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Presiden keenam Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) baru saja menyelesaikan kunjungannya bersama alim ulama Jawa Timur di Hotel Harris Malang, Selasa (19/6).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Presiden keenam Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) baru saja menyelesaikan kunjungannya bersama alim ulama Jawa Timur (Jatim) di Hotel Harris Malang, Selasa (19/6). Di kegiatan tersebut juga nampak hadir istri SBY, Ani Yudhoyono dan calon gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa.

Di kesempatan tersebut, SBY menyampaikan pesannya kepada para anggota NU dan kader Demokrat Jatim perihal pilkada 2018 dan pemilu 2019. "Sebentar lagi kita akan mengemban tugas untuk mengikuti pilkada, baik Jatim maupun di Malang. Kemudian tahun depan kita juga akan mengikuti pemilu," kata Ketua Umum Partai Demokrat ini.

Dengan adanya kondisi tersebut, SBY meminta para alim ulama yang tergabung dalam NU dan kader Demokrat untuk mengikutinya dengan niat baik. Dia mendorong masyarakat untuk memilih pemimpin dan wakil rakyat yang benar-benar amanah. Tak hanya itu, juga memilih pemimpin yang mencintai dan dicintai rakyat maupun umatnya.

Baca juga: 'Khofifah-Emil Ibarat Aliansi SBY-Jokowi'

Dia berharap warga tidak silau dan tergoda dengan hal-hal yang tidak patut selama pilkada maupun pemilu. Pilihan kepada suatu hal diharapkan tidak bertentangan dengan hati nurani. "Misal, jangan sampai tergoda dengan iming-iming uang. Jangan sampai godaan yang sesaat itu berakhir dengan penyesalan selama lima tahun dan menyadari bahwa ternyata wakil rakyat kita bukanlah pemimpin amanah dan cakap. Yang sungguh-sungguh mencintai umat dan rakyatnya," tegasnya.

Dia yakin seluruh masyarakat ingin pemilihan berjalan damai, adil dan jujur. Hal ini dapat tercapai apabila dimulai dari diri sendiri sebagai pelaku dan pecinta demokrasi. Masyarakat secara bersama-sama harus bersatu melawan segala upaya yang membuat Pemilu dan Pilkada berjalan tidak damai, tak jujur dan jauh dari kata adil.

"Dan jangan sampai itu menjadi sejarah yang akan catat lalu anak cucu akan mengenangnya," tambah dia.

Baca juga: Kemendagri Jelaskan Soal Penunjukan Jenderal Polisi Aktif

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement