REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Utara menyatakan KM Sinar Bangun yang tenggelam di perairan Danau Toba pada Senin (18/6) diduga akibat cuaca buruk. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatra Utara Riyadil Akhir Lubis di Medan, Selasa (19/6), mengatakan, perkiraan dan dugaan itu berdasarkan keterangan dari salah seorang saksi bernama Hernando Lingga yang selamat dari peristiwa tersebut.
Dari keterangan penumpang yang berhasil diselamatkan itu, KM Sinar Bangun yang dinaiki telah berlayar sekitar 30 menit dari Pelabuhan Simanindo di Kabupaten Samosir menuju Pelabuhan Tigaras di Kabupaten Simalungun. Pada saat kejadian, angin bertiup sangat kencang dan ombak di perairan Danau Toba cukup tinggi.
Kapal tersebut mengangkut penumpang yang diperkirakan lebih dari 100 orang, termasuk sepeda motor yang cukup banyak. Sesaat sebelum tenggelam, KM Sinar Bangun sempat oleng dan bagian bawah kapal tersebut sudah mulai dipenuhi air.
Kondisi cuaca yang cukup buruk menyebabkan KM Sinar Bangun oleng ke sebelah kanan sehingga banyak penumpang yang terlempar ke Danau Toba. Ia menambahkan, pada saat menyeberang, bahu kapal sebelah kanan dan kiri dipenuhi kendaraan roda dua milik penumpang, sedangkan penumpangnya berada di tingkat dua dan tiga kapal.
"Pada saat kapal dihantam ombak, kapal langsung miring ke kanan dan melempar penumpang yang berada di tingkat tiga kapal," katanya.
Sebelumnya, kapal KM Sinar Bangun yang mengangkut puluhan penumpang dilaporkan tenggelam di perairan Danau Toba, antara Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir dengan Desa Tigaras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Senin, sekitar pukul 17.30 WIB.
Baca juga: Kapal Penyeberangan di Danau Toba tak Penuhi Standar