Jumat 15 Jun 2018 07:50 WIB

Khatib Shalat Id: Kebersamaan Kunci Hidup Berbangsa

Dalam kebersamaan, peran orang lain sangat dihargai.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Friska Yolanda
Suasana keramaian jamaah di Masjid Agung Surabaya.
Foto: Republika/Dadang Kurnia
Suasana keramaian jamaah di Masjid Agung Surabaya.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Budayawan asal Madura, Jawa Timur, Zawawi Imron dipercaya menjadi khatib pada pelaksanaan Shalat Idul Fitri 1439 H di Masjid Nasional Al-Akbar, atau biasa dikenal Masjid Agung Surabaya, Jumat (15/6). Pada khutbahnya tersebut, Zawawi mengingatkan pentingnya kebersamaan dalam menjalani hidup berbangsa dan bernegara.

"Kebersamaan itu menjadi sesuatu yang sangat berharga dalam hidup berbangsa dan bernegara. Karena manusia tidak akan bisa menyelesaikan masalah besar tanpa kebersamaan," kata Zawawi.

Zawawi menyampaikan, dalam kebersamaan, peran orang lain sangat dihargai. Sehingga seseorang tidak akan bersikap egois. Terlebih, orang yang hanya mementingkan dirinya sendiri, atau egois, merupakan sikap anti sosial.
"Orang yang seperti itu tidak akan bisa hidup dengan pergaulan yang baik. Padahal kebersamaan dan kerendahan hati akan menjadi dasar utama setelah iman kepada Allah SWT," ujar Zawawi.

Zawawi mengajak masyarakat Indonesia selalu berpikir jernih. Sebab dengan berpikir jernih itu lah, manusia akan semakin rendah hati untuk mengakui orang-orang yang berjasa mengupayakan kebutuhannya.

Setelah itu, akan merasa berutang budi dan berterima kasih kepada mereka. Sehingga dari kejernihan pikiran seperti itu akan muncul penghargaan untuk memuliakan manusia. Meskipun jasa itu kecil, misalnya jasa pembuat garam. Kebutuhan kita terhadap garam dalam sehari sedikit sekali. Tapi makan dengan lauk yang tidak ada garamnya akan hambar.

"Pertanyaannya, pernahkah di dalam hati kita ada rasa terima kasih kepada pembuat garam, pengilang tebu, pembuat lampu listrik, pembuat telepon, pembuat jarum jahit yang kecil, sehingga membuat kita bisa berpakaian dan enak dipandang?" kata Zawawi.

Zawawi juga mengingatkan untuk selalu membudayakan akal sehat, hidup rukun dengan hati damai dan bersih, tanpa kebencian dan permusuhan. Menurutnya, kebencian dan permusuhan tak pantas dimiliki oleh orang beriman, yang ingin hidup dalam ketaqwaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement