REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri Lembaga Survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) Hendri Satrio mengatakan, koalisi kerakyatan yang digagas Partai Demokrat bisa menjadi kekuatan serius di pemilihan umum presiden (pilpres) 2019 mendatang. Hendri menilai, jika Jusuf Kalla diusung sebagai calon presiden (capres) maka hal itu bisa menjadi pesaing berat Joko Widodo (Jokowi) sebagai capres pejawat.
"Kalau koalisi ini terbentuk, yang suaranya tergembosi ya suaranya Jokowi. Karena sosok JK ini spesial, merupakan pejawat yang punya kekuatan sumber daya yang hampir sama dengan Jokowi," katanya, Rabu (13/6).
Hendri mengatakan, selama ini JK dianggap berada di lingkaran Jokowi. Dalam kondisi ini, bila akhirnya JK keluar dari lingkaran tersebut, maka kubu pendukung Jokowi yang seharusnya khawatir. Suara yang dimiliki Jokowi selama ini pun akan beralih ke JK.
"Kalau JK keluar dari lingkaran Jokowi, ya yang akan tergembosi itu suara dari Jokowinya. JK Pernah maju dan gagal, tapi menurut saya sekarang beda ceritanya. Bisa saja JK memanfaatkan momentum ini," ujarnya.
Hendri juga mengakui, PKB dan PAN menjadi dua parpol yang kemungkinan bisa diajak bergabung dalam koalisi tersebut karena arah koalisi mereka yang masih belum jelas sampai saat ini. Hanya saja, negosiasi terkait siapa yang menjadi capres-cawapres akan alot karena masing-masing memiliki tokoh yang ingin dimajukan.
Namun, menurut Hendri, bila JK mengungkapkan keinginannya diusung menjadi capres, tentu PKB dan PAN akan menerimanya. Sebab tokoh di dua parpol tersebut saat ini belum ada yang bisa melewati elektabilitas JK. Masalahnya kemudian yakni pada pemilihan wakil dan di sinilah terjadi negosiasi yang alot.
Partai Demokrat mewacanakan adanya Koalisi Kerakyatan di luar dari kubu parpol yang ada sekarang ini. Koalisi Kerakyatan menggulirkan ide tentang pengusungan JK menjadi capres dan dipasangkan dengan anak pertama Susilo Bambang Yudhoyono, yakni Agus Harimurti Yudhoyono.