Selasa 12 Jun 2018 22:27 WIB

Survei Indo Barometer: Djarot-Sihar Unggul Atas Edy-Ijeck

Hasil survei menunjukkan pemilih Djoss sebesar 37,8 persen dan Eramas 36,9 persen.

Rep: Issha Harruma/ Red: Andri Saubani
Calon gubernur Sumatra Utara nomor urut satu Edy Rahmayadi (kanan) dan dan calon gubernur Sumatra Utara nomor urut dua Djarot Saiful Hidayat (kiri) bersalam komando ketika menghadiri Deklarasi Kampanye Damai Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut, di Medan, Sumatra Utara, Ahad (18/2).
Foto: Antara/Irsan Mulyadi
Calon gubernur Sumatra Utara nomor urut satu Edy Rahmayadi (kanan) dan dan calon gubernur Sumatra Utara nomor urut dua Djarot Saiful Hidayat (kiri) bersalam komando ketika menghadiri Deklarasi Kampanye Damai Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut, di Medan, Sumatra Utara, Ahad (18/2).

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Pasangan Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus (Djoss) unggul tipis dari Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah (Eramas). Hal tersebut merupakan hasil survei Indo Barometer untuk Pemilihan Gubernur Sumut (2018).

Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari mengatakan, hasil survei menunjukkan pemilih Djoss sebesar 37,8 persen dan Eramas 36,9 persen. Sementara, ada 25,4 persen yang tidak memberikan jawaban.

"Biasanya semakin dekat pemilihan, angka yang tidak memberikan jawaban itu semakin kecil," kata Qodari di kota Medan, Selasa (12/6)

Qodari mengatakan, survei tersebut dilakukan terhadap 800 responden di 33 kabupaten/kota di Sumut. Survei dilakukan pada 26 Mei hingga 2 Juni lalu dengan menggunakan wawancara tatap muka dan kuesioner. Survei ini memiliki margin of error sebesar 3,46 persen.

Keunggulan pasangan Djoss ini dipengaruhi oleh faktor penilaian masyarakat terhadap masing-masing calon yang bertarung. Dalam survei tersebut, elektabilitas Djarot juga unggul atas Edy. Djarot meraih 37,0 persen sedangkan Edy 36,1 persen.

Hal yang sama terjadi pada sosok wakil mereka. Sihar jauh unggul dengan 34,0 persen dibanding Musa Rajekshah yang hanya 28,5 persen.

"Minimnya persentase hasil survei atas dua pasangan calon ini kemungkinan akan terus berlanjut. Dan pengalaman saya, semakin tipis persentasenya semakin tinggi potensi kerawanan di Pilgub Sumut," ujar Qodari.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement