Sabtu 09 Jun 2018 15:21 WIB

Cagub Rindu Janji Perbaiki Pengairan Lahan Pertanian

Petani hampir mengalami persoalan setiap kali datang musim hujan atau kemarau.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Uu Ruzhanul Ulum.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Uu Ruzhanul Ulum.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Calon wakil gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum berjanji akan meningkatkan kualitas pengairan di daerah pertanian jika terpilih bersama Ridwan Kamil (Rindu) sebagai pemimpin Jawa Barat 2018-2023. Menurut Uu, hampir setiap saat petani di sejumlah kabupaten/kota mengalami persoalan di setiap musim baik kemarau maupun hujan.

Uu mengatakan, jika memasuki musim kemarau, tidak sedikit petani yang dilanda kekeringan. Sedangkan di musim hujan, banyak lahan pertanian milik warga yang tergenang air. 

Sebagai contoh, saat dirinya berkampanye di Kabupatan Pangandaran dan Ciamis, banyak petani yang mengeluhkan lahan pertaniannya tergenang air. Genangan tersebut mengepung hampir selama musim hujan sehingga hasil cocok tanam padi yang mereka lakukan tak bisa dimaksimalkan.

"Genangan di dua wilayah, yaitu Kecamatan Padaherang dan Kalipucang di Lakbok Selatan ini diakibatkan kurang baiknya pengelolaan saluran air yang mengalir dari Sungai Citanduy," ujar Uu, Sabtu (9/6).

Berdasarkan keterangan petani setempat, kata Uu, di dua wilayah itu terdapat sekitar 250 hektare lahan pertanian yang sering dilanda banjir setiap musim hujan. Akibatnya, dari tiga kali musim tanam sepanjang tahun, hanya semusim tanam yang bisa dimanfaatkan secara efektif yakni pada Mei-Agustus. Seluruh petani pun harus menanggung kerugian yang ditotalkan mencapai Rp 240 miliar. 

 

"Setiap musim tanam, ratusan hektar sawah ini sanggup memproduksi 240 ton gabah kering," katanya.

Akibatnya, kata dia, tidak sedikit masyarakat di daerah tersebut yang beralih profesi. "Jadi apa saja, jadi kuli bangunan di kota-kota. Akibatnya lahan sawah yang punya potensi ini enggak dipakai," katanya.

Untuk mengatasinya, menurut Uu, warga meminta agar pemerintah bisa menyediakan sistem pengaliran air Sungai Citanduy yang lebih terpadu. Sehingga, volume air yang terkandung di sungai tersebut bisa dimanfaatkan saat warga membutuhkan.

"Selesaikan tata kelola pengairan yang berada di kawasan Lakbok Selatan ini. Dan menyelesaikannya harus melalui kewenangan pemerintah di level provinsi," katanya.

Apalagi, kata dia, aliran Sungai Citanduy yang menjadi pemicu banjir melintasi dua kabupaten berbeda yakni Ciamis dan Pangandaran. "Kami akan perjuangkan keinginan para petani untuk membenahi pengaliran air ini. Kami komit untuk mengembalikan kawasan Lakbok sebagai salah satu sentra penghasil padi," katanya.

Uu menilai, hal itu jika dibiarkan akan memberatkan petani. Bahkan, bukan tidak mungkin Jawa Barat akan kehilangan petani-petani handal yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhan pangan warga lainnya.

"Ini harus dicari solusinya agar mereka semua bisa menikmati hasil jarih payah. Hak-hak buruh tani untuk menanam padi, harus kembali dikedepankan," katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement