Sabtu 09 Jun 2018 14:30 WIB

Sumbar Mulai Diserbu Pemudik

Lonjakan arus mudik di Sumbar mulai terasa Sabtu (9/6).

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Yudha Manggala P Putra
Penumpang pesawat udara mengemasi barang bagasi mereka setibanya di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Padangpariaman, Sumatra Barat, Kamis (7/6).
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Penumpang pesawat udara mengemasi barang bagasi mereka setibanya di Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Padangpariaman, Sumatra Barat, Kamis (7/6).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Mulai Sabtu (9/6) atau H-7 Lebaran, lonjakan arus mudik di Sumatra Barat mulai terasa signifikan. Pantauan di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang Pariaman, jumlah kedatangan penumpang mulai meningkat dibanding H-8 sebelumnya atau dibanding H-7 Lebaran tahun 2017 lalu.

Humas PT Angkasa Pura II BIM Fendrick Sondra mengungkapkan, jumlah penumpang yang tiba di BIM hingga Jumat (8/6) kemarin sebanyak 7.695 orang, meningkat 23 persen dibanding periode arus mudik tahun 2017 lalu dengan jumlah penumpang tiba 5.912 orang. Angka kedatangan penumpang pada H-7 juga mengalami kenaikan 17 persen dibanding jumlahnya pada H-8 Lebaran atau Kamis (7/6) sebanyak 6.359 orang.

"Secara total penumpang, baik datang atau berangkat, angka pada H-7 mengalami pertumbuhan 8,42 persen dibanding tahun 2017. Pergerakan pesawat juga naik 8,11 persen," ujar Fendrick, Sabtu (9/6).

Sementara di pusat Kota Padang, kepadatan volume kendaraan juga mulai terlihat. Jalan-jalan protokol seperti Jalan Khatib Sulaiman, Jalan Jenderal Sudirman, dan Jalan Pemuda mulai ramai kendaraan. Keramaian juga terlihat signifikan di pusat-pusat perbelanjaan.

Mega Eka Putri (25 tahun), salah satu pengunjung Plaza Andalas, mengaku rela berdesak-desakan di tengah pengunjung lain demi memberi keperluan Lebaran. Apalagi momentum Lebaran biasanya digunakan untuk bersilaturahim dengan keluarga baik di kampung halaman atau keluarga yang pulau dari perantauan.

"Saya sengaja pergi agak pagi agar tidak terlalu ramai, kalau sore hingga malam biasanya berdesak-desakan dan kurang nyaman," katanya.

Sementara itu, Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sumatra Barat Danil Aswad mengingatkan masyarakat agar tidak terlalu konsumtif dalam menyambut Lebaran. Ia meminta konsumen bisa memilah antara kebutuhan dan keinginan semata. Adanya Tunjangan Hari Raya (THR) dianggap mampu mendorong masyarakat untuk lebih konsumtif.

"Apalagi mendekati Lebaran, semakin banyak masyarakat yang tergiur dengan diskon harga yang sering ditawarkan pusat perbelanjaan," jelas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement