REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kepolisian Daerah Sumatra Barat (Polda Sumbar) memperketat pengamanan di wilayahnya, pascapenangkapan terduga teroris di Universitas Riau pada Sabtu (2/6) lalu. Apalagi menjelang Lebaran nanti Sumatra Barat akan kebanjiran pemudik.
Kapolda Sumbar Irjen Pol Fakhrizal mengungkapkan, pada prinsipnya kewaspadaan terhadap risiko tindak terorisme selalu dijaga. Hanya saja, pada periode arus mudik Lebaran nanti, akan terjadi peningkatan arus masuk masyarakat menuju Sumbar. Hal ini lah yang perlu diwaspadai sebagai celah bagi pergerakan teroris.
"Setiap saat ancaman bisa terjadi. Jadi tetap tingkatkan kewaspadaan dan orang Riau kalau Lebaran kan ke Sumbar," kata Fakhrizal, Selasa (5/6).
Peningkatan pengamanan, lanjut Kapolda, terutama dilakukan di titik-titik tujuan wisata. Selain itu personel tambahan juga disiapkan di titik rawan kemacetan dan padat volume kendaraan.
"Destinasi wisata ada pengamanan khusus. Mudah-mudahan Lebaran kali ini daerah kita cair kemacetan, terutama arah Bukittinggi," kata Fakhrizal.
Secara menyeluruh, Polda Sumbar menyiapkan 6 ribu personel yang disiagakan selama Operasi Ketupat Singgalang 2018 ini. Selain mengamankan arus mudik, kepolisian juga meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko tindak terorisme. Polda Sumbar juga menurunkan tim Brimob di polres-polres yang dianggap rawan, untuk memperkuat keamanan di wilayah tersebut.
Diberitakan sebelumnya, Detasemen Khusus 88 Antiteror menangkap tiga terduga teroris dan menyita sejumlah barang yang diduga bom dari kampus Universitas Riau, Kota Pekanbaru. Densus 88 juga menyita sejumlah bom rakitan. Terduga mengaku bom tersebut akan diledakan di Gedung DPR RI dan DPRD Riau.