Kamis 31 May 2018 21:21 WIB

'Kalau tidak Melawan (Begal), Saya yang Mati'

Irfan menceritakan kisahnya melawan dua begal yang menodongnya di Bekasi

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Karta Raharja Ucu
Korban begal yang membela diri dengan membunuh pelaku begal mendapatkan penghargaan dari Polres Metro Bekasi Kota, Kamis (31/5).
Foto: Republika/Fergi Nadira
Korban begal yang membela diri dengan membunuh pelaku begal mendapatkan penghargaan dari Polres Metro Bekasi Kota, Kamis (31/5).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Kalau tidak melawan, saya yang mati. Pernyataan itu disampaikan Muhammad Irfan Basri (19 tahun), pemuda yang berani melawan saat dibegal di Bekasi.

Keberaniannya melawan pelaku begal pun mampu menyelamatkan nyawanya dan nyawa sepupunya yang juga menjadi korban. Bahkan, satu orang pelaku begal tewas dan satu orang lainnya luka parah.

Sebagai apresiasi atas keberanian Irfan, Polres Metro Bekasi Kota memberikan penghargaan kepada pemuda asal Madura tersebut. Irfan merasa bersyukur diberi keberaniaan sehingga masih selamat.

"Alhamdulilah, terima kasih buat penghargaan ini. Semua atas doa ibu, bapak saya sama guru-guru di Pondok," kata Irfan di Polres Metro Bekasi, Kamis (31/5).

Irfan adalah santri di sebuah pondok Pesantren di Madura, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur. Di Madura, Irfan tak asing dengan benda tajam jenis celurit, apalagi selama menjadi santri sejak kelas 1 Madrasah Ibtidaiyah, Irfan juga belajar bela diri jenis silat bersama dengan santri lainnya. "Kalau tidak melawan, saya yang mati," kata Irfan.

Baru sepekan dia berada di Bekasi untuk berlibur ke rumah pamannya. Saat itu, setelah salat tarawih, Irfan jalan-jalan bersama dengan sepupunya yakni AR. Awalnya ke alun-alun Kota Bekasi.

Sudah larut malam, Irfan memutuskan untuk pulang. Namun, karena penasaran dengan daerah Summarecon, Irfan meminta diantarkan ke kawasan elit di pusat Kota Bekasi tersebut. "Pertama saya di bawah jembatan, lihat pemandangan. Kemudian naik ke atas," kata dia.

Sepeda motor diparkir di bahu jalan mengarah ke tugu piramida terbalik, Irfan berada di trotoar. Bersamaan dengan itu, dua orang tak dikenal menghampiri. Pelaku meminta Irfan dan AR menyerahkan telepon genggam mereka. AR terpaksa memberikan. Tapi Irfan menolak.

Irfan melawan karena melihat celurit yang dibawa pelaku dibungkus sarung. Duel tak dapat dihindarkan. "Celurit itu diacungkan, saya melihat dan beranggapan celurit masih menggunakan sarung, sehingga hanya dipakai menakut-nakuti," kata Irfan.

Irfan berhasil merebut celurit yang dibawa pelaku. Irfan menghajar dua pelaku. Satu di antaranya Aric tewas karena mengalami luka bacok di perut, pinggang, dan leher. Sedangkan, IY selamat meskipun kini masih dirawat di RS Anna Medika karena juga mengalami luka bacok. IY kini dipindahkan untuk ditangani kasusnya di RS Polri Keramat Jati.

Saat diperiksa polisi, awalnya IY dan Arik mengaku diserang sekelompok pemuda. Namun, belakangan terungkap bahwa mereka sendiri yang melakukan perampokan kepada Irfan dan AR di Jembatan Summarecon Bekasi.

Baca Juga: Pemuda yang Lawan Begal di Bekasi Raih Penghargaan Polisi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement