Kamis 09 Aug 2018 12:41 WIB

Buron Sejak Tahun Lalu, Begal Tewas Ditembak

Polisi sempat mendeteksi keberadaan pelaku tapi ia berhasil kabur.

Rep: Issha Harruma/ Red: Friska Yolanda
Pembegal Kian Nnekat
Pembegal Kian Nnekat

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Buron sejak Desember 2017, Afandi Simangunsong akhirnya berhasil ditangkap tim Satreskrim Polrestabes Medan. Sayangnya, polisi terpaksa melakukan tindakan tegas terukur kepada tersangka begal sadis tersebut hingga tewas.

Kasat Reskrim Polrestabes Medan AKBP Putu Yudha Prawira mengatakan, Afandi ditangkap pada Rabu (8/8) dini hari. "Tersangka merupakan bagian dari jaringan pelaku begal sadis yang berhasil diungkap Polrestabes Medan pada Desember 2017 silam," kata Putu, Kamis (9/8).

Putu menjelaskan, sejak menjadi buronan polisi Desember 2017, polisi pernah mendeteksi keberadaan tersangka pada Februari lalu. Selanjutnya, pada Senin (6/8), tim melakukan penyelidikan di sekitar tempat tinggal tersangka di Jl Rawa Cangkuk, Medan Denai. Namun, tersangka berhasil melarikan diri melalui atap rumah.

Baca juga, Dua Pelaku Begal Modus 'Tabrak Ibu' Ditangkap

"Tersangka diketahui melarikan diri ke Pekanbaru, Riau," ujar Putu.

Tim lalu kembali mengendus keberadaan tersangka saat melintas di Jl S Parman, Medan, Rabu (8/8) dinihari. Petugas kemudian melakukan pengejaran. Tersangka yang terkejut berusaha kabur dari kejaran polisi.

Saat melintas di Jl Perdana, motor yang digunakan tersangka terjatuh. Dia kemudian melarikan diri ke arah sungai Betimus di jalan tersebut.

"Tersangka bersembunyi dalam gelap dan berusaha melawan petugas dengan sebilah golok. Tim lalu melakukan tembakan tegas dan terukur dengan menembak paha dan dada sebelah kiri tersangka. Tersangka langsung tewas di tempat," kata Putu.

Kini, jenazah korban telah dibawa ke RS Bhayangkara Medan untuk dilakukan autopsi. Polisi pun masih mengejar tersangka lain yang merupakan bagian dari jaringan begal sadis ini.

Sebelumnya, Polrestabes Medan telah mengungkap jaringan begal sadis yang kerap beraksi di kota Medan ini. Bahkan, Raja, pentolan jaringan juga sudah tewas ditembak karena berusaha melawan saat penangkapan pada Desember 2017 silam. Sementara tersangka lain bernama Ridho terpaksa dilumpuhkan kedua kakinya.

"Korbannya adalah para pengendara sepeda motor. Komplotan ini juga pernah melakukan aksi perampokan di berbagai tempat di kota Medan," ujar Putu.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement