REPUBLIKA.CO.ID, BOJONEGORO -- Calon Gubernur (Cagub) Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa ikut melakukan senam "stretching" atau peregangan bersama pekerja mitra produksi sigaret (MPS) di Desa Kalianyar, Kecamatan Kapas, Bojonegoro.
"Senam 'stretching' biasa dilakukan pekerja yang hampir 90 persen wanita di tengah-tengah bekerja. Sesuai jadwal pukul 11.00 WIB selama lima menit," kata Direktur Koperasi Karyawan Redrying (Kareb) Bojonegoro Sriyadi, kepada Khofifah Indar Parawansa, sebelum meninjau lokasi pabrik.
Dengan adanya senam "stretching" itu, menurut dia, para pekerja di MPS bisa melakukan pelemasan tangannya terutama jari-jarinya, selain tidak jenuh dalam bekerja. Sesuai target seorang buruh minimal harus bisa melinting rokok 320 batang per jam.
"Buruh di MPS bekerja selama tujuh jam per harinya," ucap seorang karyawan, menambahkan.
Sriyadi juga mengharapkan kalau Khofifah Indar Parawansa terpilih sebagai Gubernur Jawa Timurdiharapkan bisa mempertahankan keberadaan 20 MPS di Jatim. Hal ini karena ada sekitar 25 ribu karyawan yang mengantungkan hidupnya di 20 MPS di Jatim.
"Harapan kami keberadaan MPS yang dikelola koperasi tetap bisa bekerja sama dengan perusahaan nasional," kata dia.
Pada kesempatan itu, Khofifah Indar Parawansa di hadapan para pekerja MPS menegaskan bahwa keberadaan MPS harus dipertahankan. Keberadaan MPS menjadi tulang punggung pendapatan keluarga para pekerjanya.
Oleh karena itu, lanjut dia, harus ada perlakuan khusus besaran cukai yang dikenakan kepada rokok sigaret dibandingkan dengan rokok yang diproduksi dengan mesin. Apalagi, kata dia, di Jawa Timur, perbedaan pendapatan warga di perkotaan dan di pedesaan masih tajam, termasuk pelayanan kesehatan.
"Program saya di Jatim akan terus berusaha meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama di pedesaan," tuturnya.
Selain di MPS di Desa Kalianyar, Kecamatan Kapas, ia juga mengunjungi MPS di Kecamatan Kalitidu yang dikelola PT Berkah Angling Dharmo. Di kedua MPS itu, selain berkampanye Khofifah Indar Parawansa juga sempat berswafoto bersama para pekerja yang hampir semuanya wanita.