REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi mengungkapkan empat prioritas Indonesia jika terpilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan (DK) PBB 2019-2020. Selama kampanyenya, Indonesia diketahui selalu mengusung slogan true partner of world peace.
Retno menjelaskan, karena slogan tersebut, Indonesia memiliki prioritas pertama di DK PBB untuk terus bertekad melanjutkan kontribusi di bidang perdamaian. Salah satu upayanya adalah meneruskan operasi penjaga perdamaian di sejumlah negara.
Sementara itu, prioritas kedua Indonesia adalah memperkuat organisasi-organisasi regional. Menurutnya, saat terjadi perkembangan yang dinamis di suatu wilayah, maka yang akan cepat terlibat adalah organisasi regional. "Oleh karena itu perlu perkuatan komunikasi antara organisasi itu dengan PBB," ujar Retno, saat ditemui di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Senin (28/5).
Prioritas ketiga Indonesia sebagai anggota tidak tetap DK PBB adalah menghubungkan isu perdamaian dengan pembangunan berkelanjutan. Retno mengatakan, pembangunan berkelanjutan tidak akan terpenuhi jika tidak ada perdamaian.
Ia mengatakan, Indonesia juga akan berupaya untuk memerangi kejahatan transnasional yang terorganisir, seperti terorisme, radikalisme, dan ekstremisme sebagai prioritas keempat. "Jadi itu empat prioritas Indonesia andai kata Indonesia terpilih sebagai anggota tak tetap DK PBB," tutur Retno.
Retno mengungkapkan, pemilihan anggota tidak tetap DK PBB 2019 -2020 dijadwalkan akan dilakukan pada Jumat (8/6) mendatang. Ia akan terbang ke New York pada Ahad (3/5) untuk terlebih dahulu menghadiri resepsi diplomatik di markas besar PBB. "Tanggal 4 saya masih ada resepsi diplomatik di markas besar PBB. Berarti masih ada tanggal 5, 6, 7 untuk kembali melakukan lobby dan tanggal 8-nya, bismillah," ujar Retno.