REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Empat polisi, tujuh buruh dan dua warga terluka saat bentrokan yang terjadi pada aksi unjuk rasa ratusan buruh CV Berkah Alam Saribumi (BAS) pada Senin (28/5) di Sukabumi, Jawa Barat. Menurut Kapolres Sukabumi AKBP Nasriadi, bentrokan ini dipicu karena pihak perusahaan yang tidak menepati janjinya untuk membayarkan gaji ratusan buruh.
"Seluruh korban sudah mendapatkan perawatan dari tim medis yang bersiaga di lokasi. Mayoritas korban terluka di bagian kepala dan wajah serta ada yang patah tulang," kata Nasriadi.
Menurut Nasriadi, pada 10 hari lalu, pihak perusahaan berjanji membayarkan upah buruh pada hari Senin (28/5). Tetapi, kata dia, saat buruh berharap haknya dibayarkan pada hari ini ternyata tidak ada kepastian sama sekali. "Bahkan manajemen dan pemilik pabrik garmen itu tidak muncul," ujarnya.
Hal tersebut, lanjut Nasriadi, membuat buruh yang jumlahnya sekitar 700 orang tersebut emosi dan akhirnya melampiaskan kemarahannya dengan cara mencoba menerobos dan melempar petugas gabungan yang tengah melakukan penjagaan di gerbang masuk utama perusahaan. "Bahkan sebagian buruh mencoba menjebol pagar beton pabrik itu," ungkapnya.
Hingga pukul 19.00 WIB kondisi di lokasi sudah kondusif dan buruh pun sebagian sudah berangsur pulang. Namun aparat gabungan TNI dan Polri masih disiagakan antisipasi adanya aksi susulan.
"Kondisi sudah tenang sekarang untuk korban luka sudah dirawat di puskesmas dan kami imbau buruh pun untuk segera pulang dan mempercayakan mediasi ini kepada perawakilannya," katanya menambahkan.
Nasriadi mengatakan untuk antisipasi hal yang tidak diinginkan seperti aksi penjarahan yang dilakukan buruh terhadap aset milik perusahaan pihaknya masih menyiagakan personelnya yang dibantu TNI.