Selasa 29 May 2018 01:04 WIB

Jadi RS Tipe A, RSUD Soekardjo Kekurangan Dokter Spesialis

RSUD ingin menambah satu orang dokter spesialis di masing-masing bidang.

Petugas RSUD Dr Soekardjo tengah menyiapkan peralatan operasi. Operasi di RS rujukan se-Priangan Timur itu sempat terhenti karena kehabisan obat bius anestesi.
Foto: Republika/Rizky Suryarandika
Petugas RSUD Dr Soekardjo tengah menyiapkan peralatan operasi. Operasi di RS rujukan se-Priangan Timur itu sempat terhenti karena kehabisan obat bius anestesi.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soekardjo Tasikmalaya menjajaki tahapan guna mengubah predikat dari RS tipe B menjadi tipe A. Namun, upaya itu terganjal minimnya jumlah dokter spesialis.

Direktur RSUD dr Soekardjo, Wasisto Hidayat, menyebut ada 63 dokter yang melayani pasien di sana. Dari jumlah itu, 16 orang di antaranya ialah dokter umum, tiga dokter gigi, empat spesialis penyakit dalam dan sisanya dokter spesialis lainnya. Walau begitu, jumlah dokter spesialis belum mumpuni untuk mencapai predikat RS tipe A.

"Yang belum keisi yaitu paru, patologi anak, spesialis jiwa sudah pensiun belum ada penggantinya, rehabilitasi medik juga tidak ada," katanya pada wartawan, Senin (28/5).

Ia memperkirakan diperlukan penambahan satu dokter spesialis untuk masing-masing bidang. Misalnya, dokter spesialis penyakit dalam sebenarnya dibutuhkan lima orang, tapi saat ini hanya ada empat orang. Di sisi lain, RSUD sama sekali tak mempunyai dokter sub spesialis.

Baca juga, RSUD Soekardjo Tasikmalaya Menuju RS Tipe A

"Dokter sub spesialis butuh masing-masing satu orang, ini belum terwujud yaitu di jantung intervensi, ginjal-hipertensi, bedah onkologi. Kalau sub spesialis jantung intervensi butuh untuk operasi ring jantung," ujarnya.

Sementara itu, kekurangan lainnya juga dirasakan dalam hal infrastruktur dan peralatan. Namun kekurangan ini, kata dia bisa ditambal lewat kerja sama dengan Pemprov Jabar dan Kementerian Kesehatan.

Prasarana gedung dibantu gubernur atas usulan wali kota tahun ini memperoleh kucuran dana sebesar Rp 18 miliar. Kementerian Kesehatan, kata Wasisto, juga memberikan dana sebesar Rp 20 milar. 

"Alat-alat dibantu Menkes diminta sebut apa saja yang diinginkan nanti dikasih asal lewat e-catalog," ucapnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement