Senin 28 May 2018 18:31 WIB

RSUD Soekardjo Tasikmalaya Menuju RS Tipe A

Selama ini, pasien dirujuk ke RSHS di Bandung yang lokasinya cukup jauh.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Friska Yolanda
Perawat membawa pasien menggunakan kursi roda saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soekardjo Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (17/1).
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Perawat membawa pasien menggunakan kursi roda saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soekardjo Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (17/1).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soekardjo berencana meningkatkan kualitas pelayanan dengan mengubah status dari kelas B menjadi kelas A. Dengan begitu, RSUD dr Soekardjo dapat menjadi rujukan di kawasan Priangan Timur.

Namun, peningkatan tipe rumah sakit itu bukan tanpa kendala. Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman menyampaikan terdapat dua kendala dalam merealisasikannya. Pertama, meningkatkan kualitas SDM karena selama ini masih belum mencukupi. Kedua, penguatan infrastruktur RS agar menambah kapasitas tampung dan peralatan medis.

"Upaya menambah SDM itu menjalin kerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran. Kami kerja sama dokter spesialis bisa dengan skema beasiswa. Kalau infrastruktur kami ajukan bantuan ke Pemprov dan Kemenkes," katanya pada wartawan, Senin (28/5).

Menurutnya, sudah sepatutnya ada RS tipe A di kawasan Priangan Timur. Sebab selama ini, pasien yang ingin berobat ke RS tipe A direpotkan dengan harus ke RSHS di Kota Bandung. Walau biaya pengobatan ditanggung oleh BPJS Kesehatan, tak semua pasien memiliki biaya transportasi ke sana.

"Kasihan pasien yang mau berobat mesti ke Bandung, suka banyak yang enggak punya biaya. Terus nanti keluarga yang menemani juga mesti ada tempat istirahatnya, makannya, transportasinya. Harus keluar uang lagi," ucapnya.

Bila RSUD dr Soekardjo sudah berstatus RS tipe A, maka pasien tak perlu lagi dirujuk ke RSHS Bandung. Dengan begitu, pengeluaran ongkos bagi pasien dapat dipangkas.

"Jadi pasien lebih murah kalau mau berobat. Soalnya selama ini ada saja yang minta bantuan untuk makan dan transport disana karena enggak ada saudara, kami juga bingung mau bantu gimana," ucapnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement