REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kebakaran yang terjadi pada Ahad (27/5) dini hari di Jalan Sensus IV, Kelurahan Bidara Cina, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, mengakibatkan tiga warga mengalami luka bakar. Kebakaran tersebut menghanguskan setidaknya 40 rumah yang ada di RT 07 dan RW 08 di RW 14.
Kepala Seksi Operasional Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Timur, Gatot Sulaeman mengatakan, ketiga korban telah dibawa ke Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur. Ketiga korban di antaranya Saadih (50), Muahana (60), Adisti (18).
"Saadih luka bakar seluruh tubuh, Ibu Hj. Muahana luka bakar di muka dan tangan, Adisti luka bakar di kaki," kata Gatot saat dihubungi Republika melalui pesan teks, Ahad (27/5).
Kebakaran yang terjadi sekitar pukul 02.45 WIB tersebut, baru dapat dipadamkan sekitar 03.05 WIB. Sebanyak 13 mobil pemadam kebakaran dan 65 petugas dikerahkan untuk memadamkan api.
Gatot menuturkan, ada beberapa hambatan bagi mobil pemadam kebakaran saat menuju lokasi. Sebab, lokasi kebakaran merupakan pemukiman padat sehingga mobil pamadam susah untuk menjangkau lokasi.
"Hambatannya akses jalan menuju lokasi sempit," kata Gatot.
Penyebab kebakaran diduga karena tabung gas dari salah satu warga meledak saat memasak untuk santap sahur. Namun, hal tersebut masih dalam proses penyelidikan oleh pihak kepolisian. Kerugian akibat kebakaran tersebut ditaksir mencapai Rp 1,5 miliar.
Camat Jatinegara Nasrudin Abu Bakar mengungkapkan, 72 kepala keluarga dengan total 220 jiwa kehilangan tempat tinggal. Nasrudin mengaku, proses pemadaman sempat terkendala akibat akses menuju lokasi sempit dan terhambat karena kendaraan warga yang diparkir di badan jalan.
"Jam 04.00 WIB sudah padam. Cuma proses pendinginan ada dua jam, jam 06.00 WIB clear. Jam 06.00 sudah pendinginan. Itu yang sering kita sosialisasikan kepada masyarakat, jangan parkir di badan jalan. Dan parkir itu jangan zig-zag. Kalau kiri, kiri semua, jadi kalau ada apa-apa petugas bisa masuk," kata Nasrudin saat ditemui di lokasi.
Berbagai bantuan telah dibagikan kepada warga yang terdampak kebakaran. Mulai dari kebutuhan pokok seperti makanan, selimut, matras, dan dapur umum telah disiapkan untuk warga. Bahkan, posko pengungsian dan juga posko kesehatan juga telah disiapkan. Pun kebutuhan air bersih bagi warga juga disiapkan.
Pihaknya juga masih mendata kebutuhan lainnya yang dibutuhkan oleh warga. Sebab, banyak anak sekolah yang juga kehilangan berbagai perlengkapan sekolah, dan juga bantuan untuk balita juga perlu didata lebih rinci.
"Banyak juga anak-anak yang kebutuhan sekolahnya terbakar. Ada seragam, baju, tas maupun buku. Jadi kita data kebutuhan sekolahnya. Kalau ada warga mau ngasih bantuan, kita butuh ini loh. Jadi bermanfaat dan bantuannya terpakai. Jadi kita data rinci," tambahnya.
Sementara itu, Wali Kota Jakarta Timur Bambang Musyawardana juga prihatin atas kejadian kebakaran tersebut. Ia meminta warga yang terdampak untuk bersabar.
"Saya minta ke masyarakat sabar dan prihatin ini adalah musibah yang kita tidak duga. Dimohon kesebarannya," kata Bambang saat melakukan peninjauan ke lokasi.
Ia pun tidak menampik bahwa petugas sempat kewalahan memadamkan api karena akses masuk ke lokasi yang sempit. Hal tersebut dikarenakan kendaraan warga yang parkir di badan jalan, sehingga mobil pemadam kebakaran susah untuk menjangkau lokasi. Akibatnya api sudah semakin membesar saat pemadam datang.
"Itu harus kita akui seperti pemadam kebakaran, kendalanya yang terjadi selalu menghadapi kanan-kiri jalan penuh parkir dan sempitnya jalan," katanya.
Ia juga mengimbau kepada warga untuk berhati-hati dalam menggunakan tabung gas. Hal tersebut ia sampaikan setelah adanya dugaan penyebab kebakaran akibat kebocoran tabung gas sehingga terjadi ledakan.
Data yang diperoleh Republika dari Kasie Pengawasan keselamatan kebakaran Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana DKI Jakarta, Suheri, total 562 kebakaran yang terjadi sejak Januari 2018 hingga 27 Mei 2018 di DKI Jakarta. Kebakaran yang sering terjadi yaitu di wilayah Jakarta Timur, sebanyak 145 kejadian.
"Wilayah Jakarta Pusat jumlah 80, wilayah Jakarta Utara jumlah 101, wilayah Jakarta Barat jumlah 113, wilayah Jakarta Selatan jumlah 123, wilayah Jakarta Timur jumlah 145," kata Suheri saat dikonfirmasi Republika.
Heri menuturkan, penyebab kebakaran sering diakibatkan karena arus pendek listrik yaitu 397 kasus. Akibat permasalahan tabung gas ada sekitar 55 kasus, satu kasus karena lilin, 28 kasus akibat membakar sampah, kebakaran karena rokok sebanyak 12 kasus, dan 69 kasus diakibatkan oleh berbagai permasalahan lainnya.
Kerugian materi yang terjadi dari 562 kebakaran tersebut ditaksir mencapai Rp 82 miliar. 18 orang menjadi korban meninggal dan 124 orang menjadi korban luka akibat kebakaran yang terjadi selama 2018.