Ahad 27 May 2018 20:45 WIB

Survei Ungkap tak Ada Calon Dominan di Bandung

Ketiga paslon akan bersaing ketat di Pilwalkot Bandung.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Indira Rezkisari
Tiga pasangan Calon Walikota-Wakil Walikota Bandung Nurul Arifin (kanan)-Chairul Yaqin (kedua kanan), Yossi Irianto (ketiga kanan)-Aris Supriatna (keempat kiri), dan Oded Danial(ketiga kiri)-Yana Mulyana (kedua kiri) berpose bersama saat Deklarasi Kampanye Damai Pilwalkot Bandung 2018 di Monumen Perjungan Rakyat, Bandung, Jawa Barat, Kamis (15/2).
Foto: Antara/Novrian Arbi
Tiga pasangan Calon Walikota-Wakil Walikota Bandung Nurul Arifin (kanan)-Chairul Yaqin (kedua kanan), Yossi Irianto (ketiga kanan)-Aris Supriatna (keempat kiri), dan Oded Danial(ketiga kiri)-Yana Mulyana (kedua kiri) berpose bersama saat Deklarasi Kampanye Damai Pilwalkot Bandung 2018 di Monumen Perjungan Rakyat, Bandung, Jawa Barat, Kamis (15/2).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Lembaga survei Indonesia Strategic Institute (Instrat) merilis hasil survei terkait Pemilihan Walikota (Pilwalkot) Bandung 2018 yang akan diselenggarakan satu bulan lagi. Hasilnya, tingkat elektabilitas tiga pasangan calon (paslon) bersaing ketat.

Dewan Pakar Instrat Sidrotun Naim menyebutkan berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada 440 orang, tingkat elektabilitas tertinggi diraih pasangan Yossi Irianto dan Aries Supriatna. Namun jumlahnya tidak jauh berbeda dengan pasangan Nurul Arifin-Chairul Yaqin Hidayat (Ruli) dan Oded M Danial-Yana Mulyana.

"Hasil menarik didapati pada perolehan potensi elektabilitas paslon yang berkompetisi, yaitu Nurul Arifin-Chairul Yaqin Hidayat sebesar 27,27 persen,

Yossi Irianto-Aries Supriatna, 29,77 persen, dan Oded M Danial-Yana Mulyana, 29,09 persen," kata Sidrotun Naim seperti dalam siaran pers, Ahad (27/5).

Ia menuturkan dari hasil tersebut sebanyak 1,14 persen menyatakan golput. Sementara masih ada 12,73 persen yang belum menentukan pilihannya.

Menurutnya, dari data elektabilitas di atas maka tidak ada satu pun pasangan calon yang dominan. Peluang ketiga paslon menjadi pemimpin di Kota Bandung masih bersaing ketat. "Tipisnya perbedaan perolehan potensi elektabilitas pada ketiga paslon akan membuat pilkada kota Bandung masih akan sangat kompetitif hingga saat-saat akhir jelang pencoblosan," tuturnya.

Ia mengungkapkan berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada 12-15 Mei 2018, 43 persen yang disurvei menyatakan masih bisa mengubah pilihannya pada hari pencoblosan nanti. Sementara baru 38 persen pemilih yang menyatakan pilihannya tidak akan berubah lagi sampai nanti 27 Juni 2018.

Hal ini, menurutnya harus dimanfaatkan para palson di sisa masa kampanye. Ketiga paslon harus menyiapkan strategi untuk dapat menggaet suara publik yang masih bisa berubah pilihannya.

"Tentunya peluang ketiga pasangan calon tersebut bisa dikatakan masih berimbang, semua pasangan calon masih punya peluang yang setara untuk bisa menjadi pemenang pilkada Kota Bandung 2018 ini," katanya.

Sementara itu, kata dia, dilihat dari tingkat popularitas, Nurul Arifin yang sebelumnya merupakan sosok artis menjadi yang paling dikenali masyarakat. Disusul oleh calon pejawat Oded M Danial.

"Sosok Nurul Arifin masih memuncaki bursa popularitas sebesar 89,3 persen disusul dengan Oded M Danial sebagai pejawat di 83,6 persen, Yossi Irianto 70,9 persen. Kemudian wakilnya Yana Mulyana 56,8 persen, Chairul Yaqin Hidayat 52,9 persen dan Aries Supriatna 51,4 persen," ujarnya.

Survei ini dilakukan dengan pengumpulan data berbasis wawancara terstruktur ke responden dengan usia minimal responden 17 tahun atau sudah menikah (jika kurang 17 tahun). Instrat menggunakan metode multistage random sampling, meliputi 30 kecamatan di Kota Bandung dengan margin of Error sebesar +-4,6 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement