REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Para tenaga honorer di Kota Sukabumi berharap mendapatkan tunjangan hari raya (THR). Hal ini dinilai akan membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan hari raya.
Terlebih, para pegawai negeri sipil (PNS) telah mendapatkan kepastin mendapatkan THR dari pemerintah. "Kami berharap adanya THR sebagai bentuk penghargaan terhadap pengabdian selama ini," ujar Ketua Forum Honorer Indonesia (FHI) Kota Sukabumi Heriyanto kepada Republika Jumat (11/5).
Menurut dia, para tenaga honorer terutama guru selama ini tidak mendapatkan THR. Sehingga pada tahun ini para honorer berharap kepada pemerinta daerah untuk memberikan perhatian.
Minimal kata Heriyanto bila tidak ada THR bisa ada kepedulian berupa kadeudeuh dari pemerintah daerah. Namun hingga kini belum ada kepastian informasi mengenai pemberian kadeudeuh atau dalam bentuk lainnya.
Terlebih, lanjut Heriyanto, saat ini Kota Sukabumi dipimpin penjabat wali Kota Sukabumi Dady Iskandar yang baru saja dilantik gubernur. Dampaknya para tenaga honorer belum mengetahui arah kebijakan dari pemimpin baru tersebut.
Heriyanto menerangkan, jumlah tenaga honorer di Sukabumi mencapai ribuan orang. Jumlah guru honorer yang ada di Kota Sukabumi saja mencapai sebanyak 2.226 orang. Para guru tersebut mengajar di tingkatan SD dan SMP.
Dari jumlah tersebut hanya sebagian kecil yang diangkat menjadi tenaga harian lepas (THL) pemkot sebanyak 198 orang. Para THL ini informasinya mendapatkan THR namun harus sudah satu tahun, imbuh Heriyanto.
Padahal para honorer THL ini belum mencapai satu tahun surat keputusan pengangkatan dari wali kota. Oleh karena itu para tenaga honorer THL meminta ada kebijakan dari penjabat wali Kota Sukabumi mengenai hal tersebut.