Jumat 25 May 2018 02:17 WIB

Elektabilitas Dua Paslon di Pilgub Jabar Bersaing Ketat

Lembaga survei ILMA baru-baru ini menggelar survei pilgub Jabar.

Pasangan calon gubernur dan wagub Jawa Barat nomor urut empat Deddy Mizwar (kiri)-Dedi Mulyadi (kanan) menyampaikan visi dan misinya pada Debat Publik Putaran Kedua Pillgub Jabar 2018 di Balairung Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Senin (14/5).
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Pasangan calon gubernur dan wagub Jawa Barat nomor urut empat Deddy Mizwar (kiri)-Dedi Mulyadi (kanan) menyampaikan visi dan misinya pada Debat Publik Putaran Kedua Pillgub Jabar 2018 di Balairung Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Senin (14/5).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Lembaga survei Ilma Research and Consulting atau ILMA merilis hasil survei terkait pilgub Jawa Barat 2018 yang digelar pada 15 hingga 20 Mei. Hasilnya, ada tiga calon gubernur Jawa Barat (cagub Jabar) yang bersaing ketat dengan selisih elektabilitas sangat tipis.

"Ketiga paslon yang elektabilitasnya bersaing ketat adalah Ridwan Kamil dengan elektabilitas tertinggi sebesar 28,63 persen, unggul tipis dari Deddy Mizwar dengan elektabilitas 27,88 persen, kemudian TB Hasanuddin meraih 19,50 persen," kata Direktur Eksekutif ILMA Research and Consulting Okan Darsyah, di Bandung, Kamis (24/5).

Sementara itu, elektabilitas cagub Jabar Sudrajat berada di urutan paling bawah, yakni 5,13 persen, sedangkan responden yang menjawab tidak tahu/tidak menjawab sebesar 18,88 persen. Menurut Okan, tingkat elektabilitas calon dalam survei ini menunjukkan bahwa persaingan masih sangat ketat dan dinamis, apalagi 38,88 persen responden dalam survei ini mengaku belum yakin pada pilihannya, atau masih bisa berubah pilihan.

Terkait popularitas calon, survei menemukan bahwa cagub yang paling dikenal masyarakat Jawa Barat adalah Deddy Mizwar 96,3 persen, kemudian Mochamad Ridwan Kamil 86,8 persen, TB Hasanuddin 67,9 persen, dan Sudrajat 35,3 persen. Sementara itu, cawagub yang paling dikenal masyarakat adalah Dedi Mulyadi 71,6 persen, kemudian UU Ruzhanul Ulum 42,8 persen, Ahmad Syaikhu 36,4 persen, dan Anton Charliyan 33,1 persen.

Survei ini juga mengukur tingkat akseptabilitas (penerima) responden terhadap calon, dengan parameter ketegasan, kewibawaan, sifat merakyat, dan kemampuan memimpin Jawa Barat. "Dalam parameter siapa yang paling tegas? Hasilnya nama Deddy Mizwar teratas dengan 30,13 persen, disusul Ridwan Kamil meraih 29,86 persen, TB Hasanuddin 23,63 persen, Sudrajat 12,25 persen, dan tidak tahu/tidak menjawab 4,13 persen," katanya.

Kemudian, parameter siapa yang paling berwibawa, hasilnya Ridwan Kamil teratas dengan 29,38 persen, disusul Deddy Mizwar 28,88 persen, TB Hasanuddin 22,25 persen, dan Sudrajat 14,75 persen. Lantas, siapa yang paling merakyat? Hasilnya, Deddy Mizwar teratas dengan 32,63 persen, Ridwan Kamil 30,50 persen, TB Hasanuddin 22,75 persen, dan Sudrajat 9,00 persen.

Dalam paramater siapa yang paling mampu memimpin Jawa Barat, hasilnya Deddy Mizwar teratas 30,75 persen, Ridwan Kamil 29,88 persen, TB Hasanuddin 19,63 persen, dan Sudrajat 6,13 persen. Secara umum, lanjut dia, survei ini juga melihat pengetahuan responden tentang pelaksanaan pemilihan gubernur dan wakil gubernur pada 27 Juni 2018.

"Hasilnya sebanyak 92 persen masyarakat Jawa Barat sudah tahu akan dilaksanakan pemilihan gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat pada 27 Juni 2018," katanya.

Survei yang digelar Ilma Research and Consulting ini mengambil populasi masyarakat Jawa Barat yang berusia minimal 17 tahun atau sudah menikah pada saat survei dilaksanakan. Survei dilaksanakan di 80 desa/kelurahan yang meliputi 27 kabupaten/kota di Jawa Barat dan metode penarikan sampel dalam survei ini memakai multistage random sampling. Jumlah sampelnya 800 responden dan margin of error lebih 3,46 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement