Rabu 23 May 2018 09:14 WIB

Menaker Dorong Pemuda Berwirausaha

Investasi paling utama adalah memperkuat skill anak muda agar mampu bersaing

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Esthi Maharani
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Hanif Dhakiri
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Hanif Dhakiri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M. Hanif Dhakiri terus mendorong para pemuda semakin banyak yang menjadi wirausaha. Untuk memperbanyak jumlah wirausaha, kata Hanif, maka investasi paling utama adalah memperkuat skill atau keterampilan anak muda agar mampu bersaing.

"Kalau ingin maju dan bersaing, maka potensi anak muda ini harus dibangun, diperkuat keterampilannya agar mereka nanti sanggup bersaing," kata Hanif melalui siaran pers kepada Republika, Selasa (22/5).

Hanif mengatakan, keterampilan merupakan upaya perlindungan terbaik bagi warga negara. Keterampilan, lanjut dia, diperlukan oleh anak-anak muda di masa depan karena melalui keterampilan yang baik, anak-anak muda bisa melindungidirinya dari dunia yang penuh persaingan.

 

(Baca: Universitas Mercu Buana Komitmen Cetak Wirausaha Muda)

Sementara itu, menurut Hanif, perlu ada ekosistem yang dibangun di setiap daerah untuk mengembangkan wirausaha. Misalnya, memberi kemudahan pelatihan mulai dari akses hingga tempat yang memadai. Lalu, perlu ada skema pembinaan yang jelas.

"Kalau butuh pembina, harus pembina yang telah memiliki pengalaman. Jangan sampai pembinanya tidak memiliki wirausaha. Salah satu yang bisa dimanfaatkan adalah dengan bekerja sama industri tertentu yang menekuni wirausaha," ungkap dia.

Kemudian yang juga menjadi penting, kata Hanif, adalah akses permodalan untuk memastikan usaha yang dirintis bisa dikembangkan lebih lanjut. Selain itu, inkubasi bisnis juga perlu dikembangkan.

"Jadi harus ada akses modal, inkubasi bisnis, skema modal dan pembinaannya juga ada. Kalau ini ada, maka kekuatan wirausaha di Indonesia akan berkembang di masa yang akan datang," katanya.

Hanif menjelaskan wirausaha di Indonesia masih kalah dibanding negara lain.  Jumlah wirausaha di Indonesia hingga kini baru mencapai 3,1 persen atau belum sampai 4 persen. Jumlah tersebut masih kalah dibandingkan Malaysia yang sudah mencapai 5 persen, lalu Singapura 7 persen serta Jepang yang sudah mencapai 9 persen. Jika mengacu pada standar internasional, suatu negara akan dianggap maju dan sejahtera jika empat persen dari jumlah penduduknya adalah wirausahawan.

"Artinya ada PR besar di republik ini yakni bagaimana anak-anak muda ini didorong bukan sekedar punya skill untuk bekerja. Tetapi yang penting bagaimana punya skill untuk menciptakan lapangan kerja sehingga anak-anak tak bergantung kepada lapangan kerja," ujar Hanif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement