Rabu 23 May 2018 06:09 WIB

Mengapa Publik Puas Atas Kinerja Jokowi?

Gerindra menilai Pemerintahan Jokowi masih lemah dalam bidang ekonomi.

 Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari menjelaskan hasil survei  tentang pilkada Jawa Barat yang di lakukan indobaremeter di  jakarta, Kamis (19/4).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari menjelaskan hasil survei tentang pilkada Jawa Barat yang di lakukan indobaremeter di jakarta, Kamis (19/4).

REPUBLIKA.CO.ID  Oleh: Febrianto Adi Saputro

Indo Barometer kembali merilis hasil survei nasional terkait tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hasilnya, sebanyak 68,6 persen responden mengaku puas dengan kinerja Jokowi, sedangkan masyarakat yang menyatakan kurang puas atau tidak puas sama sekali sebanyak 29,4 persen.

“Dari distribusi publik yang puas terhadap Presiden Joko Widodo, 60,8 persen mendukung Joko Widodo dan sebesar 21,8 persen memilih Prabowo Subianto. Sedangkan, publik yang tidak puas mayoritas 40,1 persen mendukung Prabowo Subianto,” kata Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari saat merilis hasil survei di Jakarta, Selasa (22/5).

Survei yang dilaksanakan pada 15-22 April 2018 tersebut menggunakan metode multistage random sampling dengan 1.200 responden. Margin of error survei sebesar plus minus 2,83 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner.

Qodari menjelaskan, jika dibandingkan dengan survei sebelumnya, tren tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi mengalami fluktuasi sejak survei nasional pada periode Maret 2015 sampai Januari 2018. Elektabilitas Jokowi sempat melemah hanya pada September 2015.

Sementara itu, tingkat kepuasaan masyarakat terhadap Wakil Presiden Jusuf Kalla sebesar 61,2 persen. Adapun masyarakat yang menyatakan kurang puas atau tidak puas sama sekali sebesar 34,8 persen.

Kemudian, tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja pasangan Jokowi-JK sebagai presiden dan wakil presiden sebesar 65.1 persen dengan 32 persen masyarakat menyatakan kurang puas atau tidak puas sama sekali.

“Lima alasan utama publik menyatakan puas terhadap kinerja Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla adalah pembangunan infrastruktur meningkat 29,7 persen, banyak pencapaian 18,1 persen, bantuan bagi rakyat kecil 13,8 persen, kinerjanya bagus 8,7 persen, dan kebijakannya tegas 5 persen,” ujar Qodari.

Secara umum, dia melanjutkan, tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja para menteri Jokowi- JK sebesar 58,6 persen dengan 34,2 persen responden menyatakan kurang puas atau tidak puas sama sekali.

Menanggapi hasil survei tersebut, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono menyoroti masih lemahnya pemerintahan Jokowi di bidang ekonomi. Hal tersebut terbukti dengan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah yang saat ini mencapai Rp 14.200.

Menurut Ferry, itu memang tidak hanya menjadi persoalan para partai pendukung Jokowi, tetapi juga masalah bagi seluruh masyarakat Indonesia. Selain itu, Ferry juga mengingatkan kembali janji Jokowi soal swasembada beras.

“Tetapi, faktanya, saya tidak tahu apa karena menterinya beda sama yang lain, impor berasnya sampai hari ini tambah lagi 500 ribu ton,” kata dia.

Politikus Partai Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) menilai segala bentuk tudingan terhadap pemerintah ternyata tidak langsung diarahkan kepada Jokowi. Buktinya, responden masih menilai kinerja Jokowi bagus. Justru, kata dia, salah satu isu yang kini dipakai oleh lawan politik Jokowi adalah isu mengenai agama.

“Pemerintahan saat ini disebut tidak bersahabat dengan umat Islam. Namun, gestur Pak jokowi belakangan ini ingin menjawab dengan kerja nyata, yaitu dengan mengunjungi pesantren-pesantren. Itu yang ditunjukkan Jokowi,” ujar Bamsoet.

Mengenai elektabilitas, survei Indo Barometer juga menunjukkan Jokowi masih menjadi yang teratas dibanding calon-calon lain. Bahkan, Jokowi unggul jauh dari rival abadinya, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Menurut Qodari, berdasarkan pertanyaan terbuka soal calon presiden, Jokowi dipilih 40,7 persen responden. Prabowo Subianto terus menguntit Jokowi dengan elektabilitas 19,7 persen. Nama-nama lain berada di bawah Jokowi dan Prabowo, yakni Gatot Nurmantyo (2,7 persen) dan Anies Baswedan (2,7 persen).

“Pemilih yang menyatakan belum memutuskan atau rahasia dan belum ada pilihan atau tidak menjawab ada 21,5 persen,” kata Qodari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement