REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala bagian Protokol dan Pelayanan Wisata Masjid Istiqlal Abu Hurairah mengatakan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak pernah diusulkan menjadi penceramah di masjid terbesar ketiga di dunia itu. Atas pemberitaan yang beredar, dia berharap agar dikoreksi sebagaimana adanya.
"Saya sampaikan bahwa dalam Tarawih tanggal 26 Mei 2018, Pak Anies Bawedan tidak pernah diusulkan menjadi penceramah di Masjid Istiqlal," kata Abu di Jakarta, Selasa (22/5).
Menurut dia, urusan ceramah adalah wilayah ulama. Sementara itu, Anies adalah umara atau pemimpin di DKI Jakarta. Dalam Keppres 38/1994, Gubernur DKI Jakarta juga sekaligus anggota Badan Pengelola Masjid Istiqlal.
Sebelumnya, beredar pemberitaan yang menyatakan Pemprov DKI Jakarta mengusulkan Anies sebagai penceramah pada shalat Tarawih akbar pada Sabtu (26/5). Dalam pemberitaan itu, Pemprov DKI disebut menemui pihak Masjid Istiqlal untuk penyelenggaraan Tarawih itu sekaligus mengusulkan nama Anies sebagai penceramah.
Gubernur Anies membantah telah mengajukan diri menjadi ceramah di Masjid Istiqlal pada 26 Mei saat acara Tarawih bersama yang awalnya diagendakan di lapangan Monas. Pemprov DKI sepenuhnya mengikuti jadwal yang sudah ditetapkan pihak pengelola.
"Enggak (mengajukan diri), penceramah sesuai jadwal di sana. Kita ikut saja kan bersamaan dengan Istiqlal, jadi jangan ganggu jadwal mereka," kata Anies di Balai Kota, Selasa (22/5).
Namun, Anies mengaku diberi kesempatan untuk menyampaikan sambutan beberapa menit. Dia juga menegaskan acara ini hanya Tarawih bersama dan tidak ada buka bersama. Anies berharap Tarawih bersama ini bisa meningkatkan rasa kebersamaan di antara warga Jakarta.
"Bersama semuanya dari banyak tempat, biasanya kita dari tempat masing-masing. Dan biasanya cuma tokoh-tokoh, kalau ini seluruh masyarakat," ujar dia.