Selasa 22 May 2018 06:04 WIB

Radius 3 Km dari Gunung Merapi Diimbau Dikosongkan

Letusan freatik telah menyebabkan hujan abu berpasir di beberapa daerah.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Indira Rezkisari
Letusan freatik Gunung Merapi yang terjadi pukul 09.38 atau kedua sepanjang Senin (21/5).  Usai erupsi, abu letusan freatik kali ini mengarah ke selatan dan barat daya dari puncak.
Foto: Dok BPPTKG
Letusan freatik Gunung Merapi yang terjadi pukul 09.38 atau kedua sepanjang Senin (21/5). Usai erupsi, abu letusan freatik kali ini mengarah ke selatan dan barat daya dari puncak.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- BPPTKG PVMBG telah resmi menaikkan status Gunung Merapi dari normal (level I) menjadi waspada (level II) pada Senin (21/5) malam. Dengan naiknya status waspada, artinya radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi harus dikosongkan dari penduduk.

"Kegiatan pendakian untuk sementara dilarang kecuali untuk kegiatan penyelidikan dan penelitian terkait mitigasi bencana," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, Selasa (22/5). Ia menerangkan, telah terjadi empat kali letusan freatik disertai suara gemuruh sejak Senin sampai Selasa. Letusan itu terjadi pukul 01.25, 09.38 dan 17.50 pada Senin, serta 01.47 pada Selasa dini hari.

Untuk letusan terakhir yang terjadi pada Selasa dini hari, terjadi dengan durasi tiga menit dan ketinggian kolom letusan 3.500 meter. Hujan abu vulkanik di sekitar Gunung Merapi telah terjadi.

Hujan abu vulkanik meliputi Kecamatan Cangkringan, Kecamatan Pakem, dan Kecamatan Ngemplak di Kabupaten Sleman. Untuk di Kabupaten Klaten, hujan abu vulkanik terjadi di sebagian Kecamatan Kemalang.

Ada 298 jiwa warga Dusun Kalitengah Lor, Kalitengah Kidul dan Srunen yang mengungsi ke Balai Desa Glagaharjo. Sebanyak 362 jiwa warga Dukuh Takeran dan Dukuh Stabelan mengungsi ke Desa Tologolele. Jumlah pengungsi mandiri terus bertambah.

Sejak kemarin, sebagian masyarakat sudah mengungsi secara mandiri ke tempat-tempat yang lebih aman. Berikut sejumlah tempat mengungsi yang bisa dituju masyarakat sekitar Kabupaten Sleman:

1. Balai Desa Glagaharjo

2. Balai Desa Argomulyo

3. PNPM Glagaharjo

4. SD Tritis (dari Turgo ke Tritis)

5. Ngepring Purwobinangun (titik kumpul simpang empat Ngepring)

6. Kaliurang timur (titik kumpul ruas jalan, jalur evakuasi, bertahan di pintu retribusi)

7. Balai Desa Umbulharjo

8. Balai Desa Wonokerto

Pusdalops BPBD DIY telah melaporkan terjadinya hujan abu bercampur pasir di Dusun Tritis sekitar 02.27 dini hari sehingga balita dan lansia telah ditempatkan di SD Tritis. Pukul 02.36, di sebagian Kaliurang terjadi hujan pasir.

Untuk evakuasi, delapan armada dari Posko Utama Pakem telah diterjunkan. Sementara itu, dua armada lain yang berasal dari TRC BPBD DIY dan MDMC telah diarahkan ke Kalitengah Lor dan Umbulharjo.

BPPTKG melaporkan terjadinya erupsi susulan yang terjadi pada Selasa (22/5) dini hari sekitar pukul 01.47, dengan tinggi kolom asap 3.500 meter. Dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Babadan, erupsi mengarah ke barat dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi tiga menit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement