REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Selain pantai dan alamnya yang indah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) memiliki ikon yang tak kalah menarik lainnya yakni Islamic Center. Sebuah bangunan megah nan indah dengan menaranya yang menjulang hingga 114 meter. Di samping sebagai tempat ibadah, Islamic Center juga ditetapkan sebagai destinasi wisata religi pemerintah daerah.
Sekretaris Umum Majelis Wilayah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MW KAHMI) NTB M Zakiy Mubarok mengatakan, Islamic Center ini merupakan salah satu pekerjaan besar yang berhasil diwujudkan oleh Pemerintah Provinsi NTB di bawah kepemimpinan Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi, setelah digagas dan dirancang sejak zaman Gubernur Warsito, Harun Al Rasyid, dan Lalu Serinata.
Zakiy memperkirakan, pembangunan Islamic Center yang menempati lahan seluas kira-kira enam hektare itu membutuhkan kurang lebih Rp 300 miliar yang diperoleh dari APBD NTB, juga dari sumbangan kabupaten/kota se-NTB, termasuk bantuan dari beberapa negara Timur Tengah seperti Arab Saudi, Qatar, Kuwait, dan Jordania. Tak kurang sumbangan dari masyarakat, termasuk warga Tionghoa yang ada di daerah ini.
"Islamic Center adalah cita-cita panjang masyarakat NTB. Setelah melalui proses dan pertimbangan teknis yang cukup memakan waktu 17 Ramadhan 1431 H, atau bertepatan dengan Agustus 2010, ground breaking pembangunan Islamic Center NTB dimulai. Dengan memulai pembangunan gedung lembaga pendidikannya," kata Zakiy di Mataram, NTB, Senin (21/5).
Saat ini, masyarakat, khususnya umat Islam di daerah ini dapat menikmati dan sangat merasakan manfaat dari keberadaan Islamic Center yang terletak di jantung Kota Mataram, Pulau Lombok ini.
Zakiy memandang, sebagai daerah yang dijuluki Pulau Seribu Masjid yang mayoritas penduduknya beragama Islam, keberadaan Islamic Center menjadi semacam induk atau naungan dari lebih 5 ribu masjid di NTB yang tersebar di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa.
"Memasuki bulan Ramadhan seperti saat sekarang ini, kemanfaatan itu makin terasa. Kemeriahan suasana Masjid Hubbul Wathan di kompleks Islamic Center, tak bisa disembunyikan. Masjid ini selalu penuh dengan jamaah, setiap waktu. Lebih khusus saat shalat Maghrib, Isya dan shalat Tarawih," lanjutnya.
Pada bulan suci Ramadhan, Pemprov NTB menghadirkan tiga Imam Besar dari Timur Tengah yang cara melantunkan ayat-ayat Alquran yang menghanyutkan namaah.
Pada bulan suci Ramadhan, Islamic Center NTB kembali menggelar Pesona Khasanah Ramadhan (PKR) kedua dengan ragam aktivitas seperti bazar buku Islam lengkap dengan diskon yang menggiurkan, ada juga stand travel dan umroh, plus pengajian yang disampaikan oleh dai-dai kondang.
Jamaah yang datang tidak hanya dari seputaran Kota Mataram, tapi dari seluruh penjuru Pulau Lombok. Dan tidak sedikit dari luar daerah (wisatawan) mengingat fungsi dari Islamic Center ini juga sebagai objek wisata religi bagi siapapun yang berkunjung ke Pulau Lombok.
Ia mengharapkan, Islamic Center NTB menjadi pusat kegiatan keagamaan, juga diproyeksikan dapat menjadi pusat peradaban di Asia. Karena itu, di areal ini pula didirikan bangunan-bangunan yang akan diperuntukan bagi pusat pendidikan dan kebudayaan.
"Ke depan akan dihadirkan museum kebudayaan Islam yang merepresentasikan perkembangan Islam di Asia, bahkan dunia," kata Zakiy.