Ahad 20 May 2018 19:46 WIB

Dedi Mulyadi Minta Kader Golkar Perbanyak Anak dan Ibu

Kader Golkar diminta untuk berbaur dengan semua kalangan.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Muhammad Hafil
Bupati Purwakarta periode 2013-2018, Dedi Mulyadi.
Foto: Republika/Fakhtar Khairon Lubis
Bupati Purwakarta periode 2013-2018, Dedi Mulyadi.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Ketua Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi, menginstruksikan ke semua kader untuk memerbanyak anak serta ibu. Maksudnya, setiap kader harus berlomba-lomba memiliki ibu asuh dan anak asuh sebanyak-banyaknya. Apalagi, saat ini momentumnya sangat baik yakni di bulan puasa.

"Saya instruksikan setiap kader harus menambah anak dan ibu," ujar Dedi, Ahad (20/5).

Anak yang dimaksud bukan anak kandung. Melainkan, kader Golkar sudah saatnya turut memerhatikan nasib anak yatim dan piatu. Sudah saatnya anak-anak tersebut mendapat kasih sayang dari sesama. Salah satunya dengan bantuan finansial.

Begitu pula dengan ibu asuh. Para kader Golkar harus memiliki ibu asuh yang sudah jompo. Apalagi, yang terlantar. Bahkan, lanjut Dedi, kader Golkar yang duduk di kursi DPRD kabupaten/kota, harus memiliki sembilan anak asuh dan sembilan ibu asuh.

Sedangkan kader yang duduk di kursi DPRD provinis jumlahnya di tambah. Menjadi, masing-masing memiliki 18 anak asuh dan ibu asuh. Dengan demikian, permasalahan anak yatim maupun ibu jompo ini akan termininalisasi.

Selama ini, mereka mayoritas kesulitan secara finansial. Makanya, kader Golkar harus turut membantu meringkankan beban mereka. Terutama di momentum bulan puasa ini. Menyayangi anak yatim dan para lansia, sangat dianjurkan oleh agama.

"Dengan cara ini, kita berupaya untuk meminimalisasi persoalan sosial yang terjadi saat ini," ujar Dedi.

Selain itu, alasan fitrah religiusitas dan konstitusi menjadi pijakan mantan Bupati Purwakarta tersebut. Menurut dia, pendampingan untuk janda tua dan anak yatim sudah diamanatkan oleh agama dan negara.

Menurut Dedi, pihaknya ingin hadir di tengah masyarakat. Serta mengikis stigma negatif mengenai para kader, yang merupakan masyarakat elite. Saat ini sudah tidak ada lagi. Sebab, kader Golkar harus bisa berbaur dengan seluruh kalangan. Serta menjadi agen perubahan dan permasalahan sosial di lingkungan masyarakat sekitar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement