Sabtu 19 May 2018 23:30 WIB

Pascaserangan Bom, Gus Ipul Pantau Kondisi Perekonomian

Pedagang mengtakan insiden ledakan bom di Surabaya berimbas pada 1-2 hari.

Calon Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf atau Gus Ipul.
Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Calon Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf atau Gus Ipul.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Calon Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengunjungi salah satu pusat perbelanjaan di Surabaya, Sabtu (19/5). Kunjungan untuk memantau kondisi perekonomian yang terpengaruh usai aksi terorisme yang terjadi pekan lalu.

"Saya ingin memastikan bahwa kondisi ekonomi di Jawa Timur, khususnya di Surabaya sudah pulih dan tak terpengaruh," ujarnya di sela kunjungannya di Pusat Grosir Surabaya (PGS), Sabtu.

Di Jawa Timur, selama dua hari, 13-14 Mei 2018, lima insiden ledakan terjadi. Pada Ahad (13/5), bom bunuh diri di tiga gereja berbeda, yakni Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di wilayah Ngagel, GKI Wonokromo Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta di Jalan Raya Arjuno.

Kemudian, Ahad malam sekitar pukul 20.00 WIB, bom meledak di Rusunawa Blok B lantai 5 Kelurahan Wonocolo, Kabupaten Sidoarjo. Pada Senin (14/5) pagi pukul 08.50 WIB, bom meledak di pintu masuk Mapolrestabes Surabaya.

Berbagai aksi terorisme yang terjadi, dia mengatakan, sangat memprihatinkan dan meminta masyarakat untuk tetap tenang serta beraktivitas seperti biasa. "Terlebih ini adalah bulan suci Ramadhan. Semoga segala aktivitas kita dicatat oleh Allah SWT dan tetap jangan lupakan ibadah," ucap Wagub Jatim yang sedang izin cuti karena mengikuti kampanye tersebut.

Sementara itu, pada kunjungannya di PGS, Gus Ipul sempat berdialog dengan sejumlah pedagang. Termasuk membeli jam tangan seharga Rp 100 ribu.

Barang tersebut adalah hasil produksi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Jatim. Tak itu saja, pasangan Puti Guntur Soekarno di Pilkada Jatim 2018 tersebut juga membeli gitar buatan UMKM asal Mojokerto seharga Rp 250 ribu.

"Ternyata produk-produk UMKM sangat luar biasa dan ini membuktikan produk mereka mampu bersaing, termasuk dengan barang milik luar negeri," kata mantan Menteri Pembangunan Percepatan Daerah Tertinggal tersebut.

Salah seorang pedagang, Marwoto, mengakui insiden ledakan bom di Surabaya berimbas pada 1-2 hari. Dia memperkirakan hal itu lantaran masyarakat takut ke luar rumah.

"Tapi, setelah itu sudah normal dan tidak terlalu besar pengaruhnya sehingga bisa dipastikan aman, khususnya berkaitan dengan penjualan produk-produk di PGS ini," kata pedagang jam tangan tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement