REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah akan membuka jalan tol fungsional sepanjang 237 kilometer di sepanjang Jawa untuk dilalui pemudik pada tahun ini. Sementara, di luar Jawa, jalan tol fungsional yang akan dibuka sepanjang 125 kilometer.
Jalan fungsional merupakan jalan tol yang belum selesai 100 persen pembangunan fisiknya, namun sudah dapat digunakan. Meski hanya fungsional, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna mengatakan, jalan tersebut tetap akan dilengkapi dengan marka jalan dan rambu-rambu lalu lintas lainnya.
Bahkan, di beberapa lokasi juga disediakan tempat istirahat alias rest area. "Jadi, persis seperti jalan tol yang beroperasi," ujarnya, dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (18/5).
Menurut Herry, dibanding pada musim mudik tahun lalu, ada penambahan jalan tol baru yang cukup signifikan pada tahun ini. Di tol trans Jawa, misalnya, tahun lalu jalan fungsional yang bisa dilalui pemudik hanya sampai Kaligangsa.
Tahun ini, jalan fungsional sudah tersambung hingga ke Surabaya. "Bahkan bisa sampai Pasuruan terlepas di beberapa lokasi masih harus keluar dari jalan tolnya," kata Herry.
Dengan adanya penambahan jalan tol tersebut, ia berharap, konsentrasi kendaraan dapat tersebar sehingga tidak menumpuk di satu titik.
Pemerintah memprediksi puncak arus mudik jalur darat akan terjadi pada 8 Juni. Sementara, kepadatan arus balik akan mencapai titik tertinggi pada 20 Juni.
Untuk mengurangi kemacetan saat waktu tersebut, Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Arie Setiadi Murwanto, mengatakan semua kegiatan konstruksi yang ada di jalan tol akan dihentikan sementara mulai H-10 hingga H+10. Selain itu, pagar pembatas konstruksi juga akan disesuaikan sehingga bisa menambah kapasitas jalan yang bisa dilalui.
Arie optimistis pelaksanaan mudik jalur darat tahun ini akan lebih lancar. Apalagi, kata dia, saat ini transaksi di pintu tol hampir 100 persen sudah menggunakan uang elektronik. Dengan sistem non-tunai tersebut, antrean kendaraan di pintu tol dapat berkurang.
"Sistem nontunai itu sangat membantu. Namun demikian, harus ada kedisiplinan top up-nya. Kami sarankan pemudik untuk top up jauh-jauh hari," ujarnya