Senin 14 May 2018 16:10 WIB

Polisi Kejar Pendoktrin Ketiga Keluarga Lakukan Aksi Bom

Ketiga keluarga diduga didoktrin oleh satu keluarga yang pernah ke Suriah.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Indira Rezkisari
Petugas berjaga di sekitaran Polrestabes Surabaya
Foto: Republika/Dadang Kurnia
Petugas berjaga di sekitaran Polrestabes Surabaya

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal Pol Tito Karnavian mengungkapkan, rentetan teror bom yang terjadi dalam dua hari terakhir di Surabaya dan Sidoarjo dilakukan oleh keluarga. Setidaknya ada tiga keluarga yang terlibat dalam aksi bom bunuh diri di Surabaya dan bom yang meledak sendiri di Sidoarjo.

Tito mengungkapkan, ketiga keluarga tersebut tidak pernah berkunjung ke Suriah. Tapi ada satu keluarga yang pernah ke Suriah dan mendoktrin tiga keluarga itu melakukan aksi teror bom.

"Ada satu keluarga, saya tidak mau sebutkan namanya karena sedang kita cari. Satu keluarga ini adalah salah satu ideolognya kelompok ini (pelaku teror di Surabaya dan Sidoarjo). Itu yang baru pulang dari Suriah, atau salah satu yang ditangkap oleh Turki dan kemudian dideportasi ke Indonesia. Pimpinan dari keluarga inilah yang menjadi ideolog utama kelompok ini," kata Tito, Senin (14/5).

Teror bom yang baru terjadi di gerbang masuk Polrestabes Surabaya, Senin pagi, juga dilakukan oleh satu keluarga. Sang kepala keluarga berinisial TM, warga Rukah, Surabaya.

Kemudian teror yang dilakukan di tiga gereja di Surabaya, dilakukan oleh keluarga Dita Oepriarto. Lalu bom di Rusunawa Wonocolo, Sepanjang, Sidoarjo juga dilakukan oleh satu keluarga. Kepala keluarga yang melakukan teror di Wonocolo tersebut diketahui bernama Anton Febriyanto.

"Saudara Anton merupakan teman dekat dari Dita. Mereka aktif berhubungan dan kemudian pernah juga berkunjung ke Lapas Napi Terorisme di Tulungagung pada tahun 2016," ujar Tito di Mapolda Jatim, Surabaya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement