Senin 14 May 2018 16:01 WIB

Dinkes Purwakarta: Tak Ada Remaja yang Busung Lapar

Hasanudin: Saya tidak tahu, tiba-tiba saya dibawa ke rumah di Kampung Bunigeulis.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Rahmat Santosa Basarah
Sekertaris Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta, Dadan, rapat dengan 17 camat se Kabupaten Purwakarta, menyikapi pemberitaan remaja yang menderita busung lapar, di Aula Dinkes, Jl Veteran, Senin (14/5). Foto: Ita Nina Winarsih/Republika
Sekertaris Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta, Dadan, rapat dengan 17 camat se Kabupaten Purwakarta, menyikapi pemberitaan remaja yang menderita busung lapar, di Aula Dinkes, Jl Veteran, Senin (14/5). Foto: Ita Nina Winarsih/Republika

REPUBLIKA.CO.ID,PURWAKARTA -- Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta, mengklaim tidak ada remaja asal wilayah ini yang menderita busung lapar. Kasus tersebut bergulir ketika salah satu calon gubernur yang meramaikan Pilkada Jabar, menyatakan bahwa di wilayah yang terkenal dengan sate marangginya ini ada remaja usia 18 tahun yang menderita busung lapar serta gizi buruk. Sekertaris Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta, Dadan, mengatakan, pihaknya sangat kaget ketika ada pemberitaan viral di media massa mengenai remaja yang busung lapar. Pada akhir pekan kemarin, instansinya sudah menerjunkan tim ke lapangan untuk memeriksakan remaja tersebut. "Tim sudah kita datangkan ke pondok pesantren, dimana remaja itu sedang menuntut ilmu," ujar Dadan, kepada Republika, Senin (14/5).

Ternyata benar, remaja asal Desa Sukasari, Kecamatan Sukasari ini, badannya kurus dan kecil. Tetapi setelah dicek tim dokter, badan kurusnya itu bukan karena busung lapar. Selain itu, perutnya juga membesar. Setelah diperiksa ada pembengkakan pada livernya. Jadi lanjut Dadan, remaja tersebut kurus dan perutnya keras, bukan karena busung lapar. Melainkan, mengidap penyakit hepatitis. Meski demikian, pihaknya tidak akan berhenti begitu saja.

Untuk membuktikan remaja itu apakah benar busung lapar atau bukan, instansinya membawa pemuda tersebut untuk diperiksa di laboratorium. Hasil dari laboratorium ini akan jadi rujukan. Apakah benar remaja itu busung lapar, atau ada penyakit lainnya. Selain itu, sambung Dadan, pihaknya juga akan memanggil dokter yang memeriksa dan mendiagnosa remaja itu mengidap busung lapar. Dalam waktu dekat, dokter tersebut harus menberikan keterangan mengenai pemeriksaannya itu. "Selama ini di kita tidak ada bayi, anak ataupun remaja yang menderita busung lapar. Kalau benar ada, kasus ini pasti sudah ramai dan dilaporkan ke provinsi maupun nasional," ujarnya.

Sementara itu Camat Tegalwaru Ahmad Korib mengatakan pada Jumat (11/5), ramai pemberitaan Hasanudin (18 tahun) warga Desa Cadasmekar, Kecamatan Tegalwaru menderita gizi buruk dan busung lapar. Setelah dikroscek, remaja itu bukan warga desa tersebut. Melainkan warga Kampung Nagrak, Desa/Kecamatan Sukasari. "Hasanudin ada di Tegalwaru itu, dengan mondok di Desa Karoya. Remaja itu, tidak punya sanak saudara di Kampung Bunigeulis, Desa Cadasmekar," ujarnya.

Menurut Ahmad, pemberitaan tentang remaja busung lapar ini, jelas telah menyinggung pemerintahan daerah. Terutama, para camat. Sebab selama ini kinerja dari mulai Ketua RT, Ketua RW, Kades dan camat, dinilai gagal jika benar ada busung lapar. ''Jangankan ada warga yang mengidap busung lapar, lanjutnya, ada warga yang sakit lalu tidak ditangani dan dilaporkan ke bupati, yang saat itu dijabat oleh Dedi Mulyadi, sanksinya sangat tegas. Yakni tunjangan aparatur ini tidak diberikan selama tiga bulan. Jadi kami tegaskan kasus busung lapar ini adalah hoax. Kalaupun ada, sudah dari dulu kami kena sanksi," ujarnya.

Kepada Republika, Hasanudin (18 tahun), remaja yang disangkakan busung lapar, mengaku, dirinya sudah empat tahun mesantren di Desa Karoya, Kecamatan Tegalwaru. Pada Jumat (11/5) sekitar pukul 03.30 WIB, dirinya dibangunkan oleh salah seorang alumni ponpes itu. "Saya tidak tahu mau dibawa kemana. Tiba-tiba saya dibawa ke satu rumah di Kampung Bunigeulis, Desa Cadasmekar," ujarnya. Lalu di rumah itu dirinya tiduran. Kemudian, datang rombongan dari salah satu calon gubernur. Kemudian Hasanudin diperiksa oleh dokter yang dibawa calon tersebut. "Kata dokternya saya menderita busung lapar. Tapi, saya tidak dikasih obat. Melainkan setelah diperiksa saya dikasih 10 Kg beras dan satu bungkus besar deterjen bubuk," ujar Hasanudin. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement