Senin 14 May 2018 13:04 WIB

Masyarakat Diminta tak Sebar Berita Palsu Soal Teror Bom

Siapapun yang melakukan pelanggaran bisa diamankan aparat

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Muhammad Hafil
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko memberikan keterangan pers terkait aksi terorisme di sejumlah daerah, Senin (14/5).
Foto: Republika/Debbie Sutrisno
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko memberikan keterangan pers terkait aksi terorisme di sejumlah daerah, Senin (14/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko meminta agar masyarakat tidak menyebarkan pemberitaan paslu mengenai aksi teror. Semua pihak justru harus memberikan kontribusi atas penciptaan kondisi yang tenang, jangan justru menimbulkan situasi tidak baik.

Moeldoko mengatakan, memang saat ini ada berita-berita yang disebar masyarakat melalui media sosial maupun jejaring pesan tentang aksi teror. Tapi jika nyatanya informasi tersebut menjadi sebuah pelanggaran maka masyarakat itu bisa saja diamankan aparat keamanan.

"Siapapun yang melakukan pelanggaran-pelanggaran atas sebuah berita yang menciptakan situasi menjadi tidak baik maka aparat tidak akan segan-segan," ujarnya, Senin (14/5).

Moeldoko mengatakan bahwa informasi mengenai aksi teror memang sangat cepat menyebar lewat media sosial kepada masyarakat luas. Untuk itu perlu klarifikasi lebih lanjut dari informasi tersebut jika ingin memberikannya pada orang lain. Karena bisa jadi informasi yang kita dapat adalah berita palsu yang hanya menimbulkan kegaduhan.

"Tolong jangan dikembangkan (berita palsu) karena justru akan membawa situasi yang tidak baik. Pada mereka-mereka (masyarakat) kalau tidak bisa mengerem maka akan diberikan tindakan yang tegas karena melanggar undang-undang," kata Moeldoko.

Sebelumnya telah beredar beberapa video terkait aksi pengeboman di Mapolres Surabaya yang telah dikonfirmasi kebenarannya. Namun, ada juga video lain yang belum jelas kepastian aksi tersebut kapan dan di mana. Atas informasi yang belum jelas ini lah Moeldoko berharap masyarakat jangan menyebarkan karena bisa membuat kepanikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement