Ahad 13 May 2018 21:29 WIB

PolcoMM: Pemilih Milenial Nilai AHY Cocok Dampingi Jokowi

Dalam survei PolcoMM selain AHY, juga terdapat nama Sri Mulyani dan Susi Pudjiastuti.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Bayu Hermawan
Direktur Eksekutif PolcoMM Institute Heri Budianto menjelaskan hasil survei  tentang  elektabalitas calon presiden dan menakar poros ke tiga yang di lakukan PolcoMM Institute di Jakarta, Ahad (25/3).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Direktur Eksekutif PolcoMM Institute Heri Budianto menjelaskan hasil survei tentang elektabalitas calon presiden dan menakar poros ke tiga yang di lakukan PolcoMM Institute di Jakarta, Ahad (25/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei yang dilakukan Political Communication (PolcoMM) Institute menunjukan bahwa sebanyak 12,33 persen pemilih pemula dan pemilih di usia muda menilai Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), sebagai tokoh yang paling pantas mendampingi Joko Widodo (Jokowi) pada pilpres mendatang. Survei juga menunjukan Sri Mulyani dan Susi Pudjiastuti dinilai bisa mendampingi Jokowi.

"Survey ini juga menanyakan siapa calon yang paling pantas mendampingi Jokowi dalam pilpres 2019 mendatang. Hasilnya menunjukkan bahwa AHY berada posisi teratas dengan 12,33 persen, dan Zulkifli Hasan sebesar 11,25 persen," kata

Direktur PolcoMM Institute, Heri Budianto di Kawasan Menteng, Ahad (13/5).

Selain itu Heri menjelaskan, muncul juga nama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di urutan ketiga sebesar 10,33 persen, mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo sebesar 10,08 persen dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti sebesar 9,67 persen.

"Ini menarik ada dua perempuan, tapi elektabilitas Susi paling tinggi dibandingkan dengan Sri Mulyani (Menteri Keuangan)," ujarnya.

Sementara itu nama Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar lebih unggul dengan 7,17 persen ketimbang Gubernur NTB TGB Muhamad Zainul Majdi yang elektabilitasnya hanya 5,75 persen.

Sementara itu terakit dengan hasil survey tersebut, Wakil Sekjen Partai Demokrat Didi Irawadi mengaku tidak ingin terlalu jemawa. Menurutnya yang penting bagi Partai Demokrat hari ini adalah bagaimana membangun komunikasi dengan berbagai pihak sebaik-baiknya.

"Kalau tujuannya hanya sekedar kursi ya terlalu normatif dan terlalu dipermukaan, lebih bagus ya kita harus membuat program kerakyatan. Sebagaimana diketahui kaum milenial lama-lama akan menyadari cukup banyak persoalan-persoalan di negeri ini seperti ekonomi, pengangguran," ungkpanya.

Untuk diketahui sebanyak 58 persen dari total pemilih nasional merupakan pemilih pemula dan pemilih di usia muda. Sebelumnya PDI Perjuangan juga memperoleh elektabilitas yang cukup tinggi di kalangan milenial.

Menanggapi hal tersebut Ketua DPP PDI Perjuangan Andreas Hugo Pariera menyebut hal tersebut menjadisuatu tantangan bagi partai politk dalam membidik target pemilih mileniallantaran beberapa karekter mereka yang tidak mudah dipahami.

"Mereka ini labil dan berubah-ubah, sementara kalau kita bilang PDI Perjuangan kan partai yang mengedepankan karakter ideologisnya, sedangkan mereka (milenial) cenderung pada aspek pilihan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement