REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Sebanyak tiga korban dengan luka bakar telah dioperasi di RSUD Soetomo Surabaya. Satu di antaranya mengalami luka bakar hingga 99 persen.
"Sudah kita operasi semua, termasuk yang luka bakarnya sampai 99 persen. Kita sudah berusaha semaksimal mungkin," kata Direktur RSUD Soetomo Surabaya, Dokter Harsono saat ditemui wartawan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Soetomo Surabaya, Ahad malam (13/5).
Berdasarkan data terkini, RSUD sebelumnya menerima enam korban serangan bom. Satu korban perempuan berusia 60 tahun dilaporkan tewas dan telah dipindahkan ke RS Bhayangkara untuk ditindaklanjuti karena belum teridentifikasi pada Ahad siang (13/5).
Pada Ahad malam, satu korban perempuan lainnya M (82) dilaporkan meninggal karena mengalami luka parah pada tulang rusuk bagian tengahnya. Korban SA (24) yang merupakan jemaat dari Gereja Santa Maria Tak Bercela telah dipulangkan ke kediamannya masing-masing. Sementara tiga korban lainnya masih dirawat dan ditempatkan di ruang ICU.
Adapun tiga korban tersebut merupakan pasien yang mengalami luka bakar akibat serangan bom. Korban MJ (54) disebut sebagai pasien paling parah karena mengalami luka bakar dengan total hampir 99 persen. Pasien MJ sempat tak dikenal identitasnya oleh pihak RSUD Soetomo Surabaya.
Sementara dua korban lainnya, yakni Polisi AN (44) dan Petugas Keamanan G (48). Polisi AN mengalami luka bakar sekitar 20 persen dan kedua matanya terkena pecahan lempengan. Selanjutnya, korban G mendapatkan luka bakar sekitar 79 persen dengan grade 2AB.
Teror bom melanda wilayah Surabaya pada Ahad (13/5) pagi. Ledakan bom pertama kali terjadi di Gereja Santa Maria di Jalan Ngagel, sekitar pukul 06.30 WIB. Ledakan bom kedua terjadi di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Diponegoro, sekitar pukul 07.15 WIB. Terakhir, aksi teror bom terjadi di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jalan Arjuna pada pukul 07.53 WIB.