REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Dewan Pembina Gerakan Nasional Pembela Fatwa Ulama (GNPF-Ulama) Ustaz Bachtiar Nasir mengatakan aksi bela Palestina 11 Mei (Aksi 115) tidak dicampuri urusan politik. Aksi ini juga murni mendorong AS membatalkan pemindahan kedutaan besarnya ke Yerussalem.
"Nanti setelah pertemuan ini baru terjadi proses politik. Sementara aksi 115 tidak boleh dicampuri dengan politik," ucap dia usai Aksi 115 di Monas, Jakarta, Jumat (11/5).
Setelah aksi yang dihadiri ratusan ribu umat Islam dari berbagai daerah di Indonesia itu, Bachtiar Nasir yakin dunia tidak akan berhenti dan akan berlanjut memprotes AS dengan berbagai cara. Ia memperkirakan akan ada kelompok tertentu yang melakukan tindakan menuntut AS menghentikan keputusannya, baik dengan cara diplomatis, hukum, advokasi, media dan jalur kemanusiaan.
Setelah aksi tersebut, pihaknya akan mendorong pemerintah melakukan tindakan konkret, baik secara diplomatik maupun advokasi hukum. "Itu memang domain negara nanti, tapi rakyat sudah mengutarakan dan hari ini siapa pun bisa melihat jelas jumlah orang orang yang datang. Dan ini atas nama rakyat Indonesia yang tidak menyukai itu," kata Bachtiar.
Menurut dia, pemerintah sudah berulang kali membuat pernyataan mengecam AS dan melakukan tindakan konkret, tetapi menghadapi tantangan dari Israel. Untuk itu, ia mengajak rakyat bersatu dengan pemerintah untuk menjalankan UUD 1945 menghapuskan penjajahan.
Aksi yang mengambil tema "Indonesia Bebaskan Baitul Maqdis" itu diawali dengan Shalat Subuh berjamah dan berakhir usai Shalat Jumat di Monas.