Jumat 11 May 2018 13:31 WIB

Nasib Jenazah Napi Teroris Brimob Belum Jelas

Belum ada kesepakatan siapa yang mengambil jenazah antara keluarga atau polisi

Rep: Arif Satrio Nugroho/Sapto Andika Candra/ Red: Muhammad Hafil
Suasana UGD RS Polri saat menangani korban teror di Mako Brimob (Ilustrasi)
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Suasana UGD RS Polri saat menangani korban teror di Mako Brimob (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Jenazah Beni Samsutrisno, narapidana teroris yang terlibat kericuhan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, hingga Jumat (11/5) masih berada di ruang jenazah Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Pihak keluarga meminta pemerintah bantu proses pemulangan jenazah sementara pihak kepolisian menyarankan keluarga ambil sendiri.

Kepala Instalansi Forensik RS Polri Kombes Edi Purnomo, menuturkan, pihak keluarga belum datang mengambil jenazah Beni. Ia pun meminta pihak keluarga untuk datang ke RS Polri dan mengambil jenazah Beni.

"Belum ada dan datang keluarganya. Makanya kami minta keluarga untuk datang kesini (RS Polri)," ujarnya melalui sambungan telepon, Jumat (11/5).

Edi menjelaskan, tidak adanya keluarga menyulitkan RS Polri melakukan proses serah terima. RS Polri pun tidak bisa mengonfirmasi secara rinci identitas narapidana tersebut tanpa adanya konfirmasi keluarga.

"Kalau tidak ada keluarganya bagimana saya melepasnya, sama siapa. Kan harus ada serah terima jenazah, harus ada bikin tanda tangan kematian dan ada administrasi," kata Edi.

Kejadian bermula saat Selasa (8/5) petang, terjadi keributan antara napiter dan petugas. Polisi menyebut hal ini karena miskomunikasi soal makanan napi yang dikirim pengunjung. Namun, kericuhan justru terjadi dimana sembilan petugas menjadi korban.

Lima petugas tewas, tiga terluka, satu disandera. Satu napi teroris, yakni Beni Syamsu Trisno ditembak saat kericuhan pecah pada Selasa (8/5) malam. Satu polisi yang disandera Brigadir Iwan Sarjana bebas pada Rabu (9/5) tengah malam.

Sementara, Keluarga Beny Syamsu Trisno mendesak pemerintah untuk membantu biaya pemulangan jenazah. Setelah pihak Wali Nagari Malai V Suku Timur, desa kelahiran Beny, menyatakan keberatan bila jenazah napiter tersebut dimakamkan di kampungnya, muncul tiga opsi tempat untuk memakamkan Beny. Ketiganya adalah Katapiang di Padang Pariaman, Pekanbaru di Riau sebagai tempat tinggal Beny selama ini, dan opsi ketiga adalah Jakarta.

"Kami berharap ada bantuan biaya dari pemerintah untuk pemulangan, jenazahnya ke kampung, agar tidak membebani pihak keluarga juga," ujar Sahrial Paman Beny Syamsu Trisno di kediamannya di Padang, Kamis (10/5).

Hingga Kamis (10/5) malam kemarin pihak keluarga belum memperoleh kepastian kapan jenazah Beny. Namun, pada Jumat (11/5),  Kapolsek Kawasan Bandara Internasional Minangkabau (BIM)  Iptu Yuliadi, mengungkapkan bahwa berdasarkan informasi teranyar yang sudah dikonfirmasikan ke pihak keluarga, jenazah napi teroris tersebut akan dimakamkan di Pekanbaru, Riau. Opsi ini muncul karena tokoh adat dan masyarakat di kampung halaman Beny di Nagari Malai V Suku Timur, Kecamatan Batang Gasan keberatan bila jenazah Beny dimakamkan di sana.

"Kami dari semalam sudah bersiaga menunggu kedatangan jenazah, namun dikonfirmasi bahwa yang bersangkutan dimakamkan di Pekanbaru," jelas Yuliadi, Jumat (11/5).

Hal ini dibenarkan oleh Humas Bandara Internasional Minangkabau, Yosrizal, yang menyampaikan bahwa jenazah diterbangkan langsung dari Jakarta menuju Pekanbaru. Pihak bandara sendiri diinfokan bahwa jenazah tidak diterbangkan menuju BIM.

Meski begitu, sebagian anggota keluarga Beny saat ini masih berada di Padang Pariaman. Belum ada kepastian apakah benar jenazah akan dimakamkan di Pekanbaru atau tetap di Ketaping, Padang Pariaman. Lokasi pemakaman di Ketaping sendiri berada cukup jauh dari kampung halaman Beny sehingga diharapkan tidak ada penolakan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement