REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Gunung Merapi mengeluarkan letusan freatik yang dapat dilihat mata seperti gumpalan asap putih pada Jumat (11/5). Kondisi itu sempat membuat panik masyarakat yang tinggal di sekitaran Gunung Merapi.
Letusan itu diawali suara gemuruh disusul gempa yang dirasakan hampir seluruh rumah di sekitaran kaki Gunung Merapi. Kondisi itu membuat masyarakat sempat panik dan memilih untuk keluar dari rumah.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) terus melaporkan kondisi Gunung Merapi dari berbagai sudut. Sayang, belum ada pernyataan resmi dari BPPTKG.
Namun, jika diihat dari laporan-laporan visual yang ditangkap, status Gunung Merapi masih terbilang normal. Termasuk, dari laporan visual Gunung Merapi terdekat, yaitu dari Stasiun Pasar Bubar.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY sudah mengeluarkan imbauan agar masyarakat tetap tenang dan tidak panik. Namun, BPBD mengimbau agar masyarakat dapat menjauhi Gunung Merapi dengan radius sekitar tiga kilometer dari puncak.
Meski begitu, BPBD DIY telah melakukan penanggulangan sementara dengan membagikan masker kepada masyarakat sekitar. Terutama, kepada masyarakat yang berada di daerah atas Kabupaten Sleman.
Pantauan Republika.co.id, kondisi terakhir sekitaran lokasi bungker yang ada di Kecamatan Cangkringan sudah terjadi hujan pasir. Sebagian besar Kecamatan Pakem tampak mendung akibat hujan abu plus pasir yang terjadi.
Sampai saat ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) masih melakukan analisas secara detail. Kemungkinan Jum'at (11/5) siang baik BPPTKG, BMKG, maupun BPBD akan mengeluarkan pernyataan resminya. (Wahyu Suryana)