REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Amanat Nasional (PAN) tidak diundang dalam pertemuan antarsekretaris jenderal pendukung Joko Widodo di Kantor Sekretariat Kabinet, Jakarta (7/5). Sekretaris Jenderal (Sekjen) PAN, Eddy Soeparno mengatakan logis jika PAN tidak diundang dalam pertemuan tersebut.
Pasalnya hingga hari ini PAN belum mendeklarasikan dukungan kepada Joko WIdodo (Jokowi) sebagai calon presiden (capres) 2019-2024. "Saya menganggap bahwa ya memang undangan itu dialamatkan kepada partai-partai pendukung yang memang sudah tercatat sebagai partai yang sudah mendeklarasikan dukungan kepada Pak Jokowi untuk maju di Pilpres untuk periode ke dua," kata Eddy di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (8/5).
Eddy menepis adanya kabar yang mengatakan tidak diundangnya PAN lantaran sikap PAN kerap mengkritik pemerintah terutama pernyataan-pernyataan yang kerap dilontarkan Amien Rais. Menurut Eddy, selama berkoalisi dengan pemerintah baik pemerintahan SBY maupun Jokowi, PAN kerap melancarkan kritikan.
"Oleh karena itu saya pikir sikap kritis PAN itu dilihat sebagai sikap kritis yang memang membangun, yang memang bermaksud untuk meluruskan suatu hal yang memang patut untuk diluruskan," ujarnya.
Meskipun tidak diundang oleh PDI Perjuangan yang merupakan inisiator pertemuan tersebut, PAN mengaku tetap akan melakukan pembicaraan dengan seluruh partai-partai politik. Eddy memastikan komunikasi antarsekjen masih akan terus terjalin.
"Saya yakin dalam satu dua kesempatan pasti akan ada pertanyaan 'loh kenapa enggak datang?' atau 'kenapa PAN tidak dihadirkan dalam pertemuan itu?'. Saya rasa itu wajar dan kami di antara para Sekjen itu bersahabat, bahkan seperti saudara. Jadi tidak ada tabir, kita bicara apa saja," ungkapnya.
Untuk diketahui, dalam pertemuan para sekjen tersebut tampak Menseskab Pramono Anung bertemu dengan para sekjen parpol, antara lain terdiri dari Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Sekjen Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus, Sekjen Partai Nasdem Johnny G Plate, Sekjen PPP Arsul Sani, Sekjen Partai Hanura Kubu OSO Herry Lontung Siregar, Sekjen PKB Abdul Kadir Karding, Sekjen PKPI Imam Anshouri Saleh, Sekjen Perindo Ahmad Rofiq, dan Sekjen PSI Raja Juli Antoni.